Data Globocan tahun 2020 menunjukkan jumlah kasus baru kanker payudara sebesar 68.858 kasus (16,6 persen) dari total 396.914 kasus kanker baru di Indonesia, dengan tingkat kenaikan lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki dan jumlah kematian. melebihi laki-laki 22.000 orang.
Angka kematian dapat diturunkan hingga 43 persen jika masyarakat rutin menerapkan deteksi dini dan pencegahan penyebab kanker payudara.
Namun, menurut Journal of Cancer, antara 68 dan 73 persen pasien yang mengunjungi pusat kesehatan untuk pemeriksaan kanker payudara berada pada stadium lanjut.
“Peran perempuan sangat penting dalam masyarakat sebagai kunci kehidupan berkeluarga, sebagai individu, sebagai istri dan ibu,” kata Lenny.
"Oleh karena itu, pemberdayaan perempuan merupakan salah satu langkah penting dalam perjuangan melawan kanker payudara menuju keberhasilan penyembuhannya," tambahnya.
Baca Juga: Budiman Sudjatmiko Berniat Dirinya Tak Berpartai Jika Dipecat PDI Perjuangan
Anjuran para wanita untuk rutin memeriksakan payudara sendiri atau SADARI juga diungkapkan oleh Dokter Spesialis Onkologi dr Walta Gautama Said Tehuwayo, Sp.B.Subsp.Onk(K). Ia merekomendasikan agar wanita mendapatkan suntikan SADARI tiga atau empat hari setelah akhir menstruasinya.
Ia menambahkan, selama ini di Indonesia kanker payudara stadium akhir mendominasi sekitar 70 persen pada stadium awal. Walta menyarankan, untuk meningkatkan kesadaran perempuan tentang pemeriksaan diri, bisa melibatkan tokoh masyarakat muda.
Mereka, orang-orang yang berintegritas, bisa mengutarakan pendapatnya secara singkat di depan umum, seperti tentang cara melakukan SADARI dan waktu terbaik melakukannya.***