Dokter: Jangan Panik saat Anak Demam dan Kejang

- 1 Januari 2024, 11:23 WIB
Berbagai Mitos Seputar Demam Anak yang Keliru
Berbagai Mitos Seputar Demam Anak yang Keliru /

PORTAL LEBAK - Dokter spesialis kesehatan anak dan subspesialis neurologi Setyo Handryastuti berpesan agar para orang tua tidak panik, saat menghadapi kejang pada anak.

"Sebenarnya tidak terlalu parah (kejang pada anak). Kalau kejang lebih dari 30 menit, bahayanya hanya jika tubuh anak tidak bisa beradaptasi, dan itu jarang,” ujarnya pada diskusi kejang pada anak yang digelar di Jakarta, Kamis.

Handryastuti menyampaikan bahwa tidak semua jenis kejang berbahaya bagi anak, oleh karena itu sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui penyebab gejala kejang pada anaknya agar tidak terlalu cepat panik.

Baca Juga: Dinda Hauw Panik, Anaknya Arshaka Demam Tinggi Karena ASI Sedikit

Ia menjelaskan, banyak kondisi medis seperti demam, epilepsi, dan pneumonia yang menjadi penyebab umum kejang pada anak.

Tidak berbahaya jika pendek Bisa menyebabkan diare, muntah-muntah, dehidrasi berat bahkan cedera kepala, tambahnya.

Handraystuti menjelaskan bahwa gejala kejang pada anak merupakan gangguan fungsi otak yang bersifat sementara, dan gejala yang dipicu tergantung di mana gangguan tersebut terjadi.

Baca Juga: Separuh Penduduk Dunia Berisiko Terkena Demam Berdarah, Berikut Cara Menghindarinya

Oleh karena itu, menurutnya, kejang pada anak dapat terjadi dengan berbagai cara: B.
Kejang terjadi pada separuh atau seluruh badan, badan tidak bereaksi jika dipukul, pasien tiba-tiba ambruk saat berdiri, atau kepala pasien tiba-tiba terjatuh saat duduk.

"Setelah kejang, anak mengalami berbagai gejala, antara lain kebingungan, lemas, terkadang ngiler, dan ngompol; jika berlanjut, cukuplah anak tertidur dan normal kembali saat saya bangun,'' paparnya.

Halaman:

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x