PORTAL LEBAK - Dalam hitungan jam, tanah Papua diguncang setidaknya dua kali gempa, sejak Senin 25 Januari 2021 dini hari.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, 2 kali gempa tersebut berpusat di lokasiyang berbeda.
Gempa tektonik pertama terjadi pada pukul 01.42 WIB di wilayah Teluk Bintuni, Papua Barat.
Baca Juga: DKI Jakarta Resmi Perpanjang PSBB Sampai 8 Februari 2021
Baca Juga: Polemik Jilbab Siswi SMKN 2 Padang, Ini Kata Ustadz Hilmy Firdaus
Dikutip PortalLebak.Com dari saluran Telegram @inaTews_BMKG, pada Senin 25 Januari 2021, episentrum gempa bumi dengan magnitudo 5,2 ini ini terletak pada koordinat 1,85 LS dan 133,48 BT.
Tepatnya, berlokasi di darat pada jarak 34 km arah Barat Laut Kota Bintuni, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat pada kedalaman 10 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktifitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike_slip)," tulis Bambang Setiyo Prayitno, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG.
Baca Juga: Dianggap Hina Keturunan Ras Melanesia, Pemuda Papua Tandatangani Petisi Tangkap Ambrocius Nababan
Baca Juga: Sejumlah Rute Penerbangan Dibekukan Kemenhub, Ini Kata Ketua DPD RI AA LaNyalla
Dampak gempa bumi dirasakan di daerah Sorong II-III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah, getaran terasa seakan akan ada truk melintas.
BMKG juga mengungkapkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami. Sampai pukul 02.30 WIB, BMKG memonitoring tidak adanya aktivitas gempa susulan (after shock)
Gempa kedua dilaporkan terjadi pada pukul 04.49 WIB mengguncang wilayah Wamena.
Baca Juga: Puluhan Petugas Usai Tangani Bencana Banjir Bandang di Puncak Bogor, Jalani Rapid Test Antigen
Baca Juga: Abuya Muhtadi Kunjungi Kediaman Irjen Pol Rudy, Beri Dukungan Program Pendekar Banten
Gempa berupa gempa tektonik berkekuatan 5,1 M. Episentrum gempa bumi terletak pada koordinat 4,53 LS dan 138,85 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 48 km arah Selatan Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua pada kedalaman 27 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktifitas sesar lokal.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Baca Juga: Begini Sikap Tegas Menteri Nadiem Makarim Kurangi Praktik Intoleransi di Sekolah
Selain itu, BMKG menyatakan bahwa gempabumi ini dirasakan di daerah Wamena, II-III MMI, serta tidak berpotensi tsunami.
Dari kedua gempa tersebut, saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
Baca Juga: Gubernur Jabar Tinjau Budidaya Udang Qini Vaname di Tasikmalaya
BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
Selain itu masyarakat diminta untuk memeriksa bangunan tempat tinggal apakah terdampak akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan.***