Pemerintah Berencana Ekspor Kelebihan Pasokan Listrik, Tapi Ini Tantangannya

28 Januari 2021, 09:20 WIB
Ilustrasi pembangkit listrik ramah lingkungan. PLN Peroleh Dukungan USD 500 Juta dari MIGA untuk Infrastruktur Kelistrikan yang berbasis EBT dan Ramah Lingkungan. PLN Peroleh Dukungan USD 500 Juta dari MIGA untuk Infrastruktur Kelistrikan yang berbasis EBT dan Ramah Lingkungan /PLN/

 

PORTAL LEBAK - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang mempertimbangkan rencana mengekspor energi listrik. Rencana ini merupakan opsi jangka pendek untuk menyelamatkan PT PLN (Persero) dari masalah kelebihan pasokan listrik.

Untuk sasaran rencana ekspor listrik ini adalah negara Singapura atau Malaysia. Dengan menyambung listrik melalui ASEAN Power Grid dari Sumatera ke Peninsular, Malaysia.

Dikutip PortalLebak.com dari IDX Channel, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai, ekspor listrik tidak akan menyelesaikan masalah over supply dalam jangka pendek.

Baca Juga: Substitusi Impor Menjadi Langkah Kemenperin Kembalikan Kejayaan Industri Keramik di Pasar Global

Baca Juga: Jenderal Pol. Listyo Sigit Terima Tongkat Estafet Kapolri Dari Jenderal Pol. Idham Azis

Proyek 35.000 Megawatt (MW) yang saat ini sedang berjalan akan membuat over supply mencapai 35 persen tahun ini dan 40 persen di tahun depan.

"Artinya, perlu ada solusi segera untuk menyeimbangkan permintaan dan pasokan. Intinya ada di situ," ujar Fabby Tumiwa.

Pemerintah diminta bisa memastikan permintaan dan pasokan listrik seimbang. Karena, jika permintaan sedikit namun pasokan terus berjalan juga bisa memperburuk keuangan PLN, yang disebabkan PLN harus tetap membayar biaya produksi listrik.

Baca Juga: Anggaran Tahun 2021 Dipotong Rp6 Triliun, Komisi IV DPR Sarankan Kementan Lakukan Kolaborasi

Baca Juga: Erick Tohir Kembali Rombak Direksi PT KAI, Ini Susunannya

"Karena PLN tetap harus membayar kapasitas yang dibangkitkan, yang sudah terbangun tadi. Kalau PLN membayar kapasitas, sementara tidak bisa menjual maka yang terjadi adalah kondisi finansial akan bermasalah.

Ujungnya, pemerintah yang harus membayar dalam bentuk subsidi dalam bentuk kompensasi atau apapun dan ini menurut saya situasi tidak baik," jelasnya.

Yang juga menjadi kendala rencana ekspor listrik ini adalah infrastruktur. Karena pendistribusian listrik dari lokasi pembangkit listrik yang over supply dapat dilakukan maka harus ada infrastruktur yang menghubungkan antar pulau lebih dahulu, lalu didistribusikan melalui ASEAN Power Grid.***

 

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler