Pemilu 2024 Hanya Pintu Pertahankan Oligarki, Pengamat Budaya Eros Djarot: Ayo Lakukan Perlawanan

3 Maret 2024, 18:10 WIB
Politisi dan Budayawan Eros Djarot (kedua kiri) ajak masyarakat sipil khususnya pendukung pasangan calon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, untuk melawan segala bentuk ketidakadilan yang terjadi di Pemilu 2024 negeri ini, Sabtu 2 Maret 2024. /Foto: Handout/Desantara Foundation/

PORTAL LEBAK - Politisi dan Budayawan Eros Djarot ajak masyarakat sipil khususnya pendukung pasangan calon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, untuk melawan segala bentuk ketidakadilan yang terjadi di Pemilu 2024 negeri ini.

Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran terhadap segala hal yang terjadi di negeri ini, mulai dari ketidakadilan hingga penghinaan terhadap kemanusiaan.

Hal ini diungkapkan Eros dalam debat publik  "Rethinking Indonesia: Pemilu Terburuk dalam Sejarah Indonesia, Akankah Kita Terpuruk?"
diselenggarakan oleh Desantara Foundation di Jakarta, Sabtu 2 Maret 2024.

Baca Juga: Majelis Bawaslu Vonis Ketua PAN Zulkifli Hasan Melanggar Administrasi Pemilu 2024

Diskusi ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh seperti Sudirman Said (Ketua Harkat State Institute), Sandrayati Moniaga (mantan Komisioner Komnas HAM), Jumhur Hidayat, Muhammad Nurkhoiron, Yusuf Martak dan lain-lain.

“Ramadhan adalah sebuah panggung. Coba gunakan langkah ini untuk menyebarkan gerakan protes secara luas, bukan untuk menghasut, dengan menggunakan data dan peristiwa harian yang objektif. Tim 01 [AMIN] strategis melalui ceramah dalam Tarawih,” kata Eros.

Ia melihat ada silent mayoritas dari berbagai latar belakang yang bisa jadi batu bara di sekam.

“Pak Jokowi hati-hati, Anda Presiden RI, bukan lagi direktur perusahaan furnitur. Semua yang Anda lakukan adalah contoh, teladan. Untuk itu, mari kita rencanakan gerakan protes,” kata Eros.

Baca Juga: KASN: Sekitar 400 ASN Yang Didakwa Melanggar Netralitas Pemilu 2024

Eros meyakini pemilu hanyalah pintu gerbang kelangsungan hidup para pemimpin. Menurutnya, korporasi tidak mempermasalahkan siapa yang akan memenangkan pemilu 2024, namun mereka tetap menjadi pemimpin sesungguhnya berkat dominasi ekonomi yang mereka miliki.

Jokowi cuma CEO, tapi ada komisarisnya (konglomerat). Siapapun yang menang, kekuatan sebenarnya bukan Jokowi. Pompanya (konglomerat) ada di belakang, katanya.

"Jadi kalau kita bicara soal penggelembungan suara, katanya, itu jelek.
Inilah kekuatan "pompa besar" di balik kebutuhan Jokowi yang harus dipertanyakan. Itu bukan penipuan, sudah menjadi tugas mereka [oligarki] agar mereka tetap eksis, menjaga gerbang [pemilu]," paparnya.

Baca Juga: Bawaslu Jayapura: KPU Harus Jelaskan Tidak Ada PSU di 48 TPS

”Menurutnya, situasi saat ini jauh lebih dalam dari politik kasat mata (selain politik) karena ada persoalan yang lebih substantif, yaitu mengenal budaya bangsa, perkembangan kebudayaan dan peradaban Indonesia.
Siapapun Presiden Republik ini, sesungguhnya dia telah diserahi tugas membangun peradaban," jelas Eros.

Arah tersebut jelas tertuang dalam pembukaan UUD 1945, dalam berbagai ketentuan turunannya dan dalam warisan perjalanan bangsa hingga saat ini, serta dalam semangat jiwa dan raga menuju tujuan reformasi tahun 1998.

Semua itu dapat mengikat para pihak untuk membangun peradaban bangsa yang diinginkan. Di sisi lain, menurutnya, tren perkembangan peradaban nasional saat ini sedang mengkhawatirkan.

Baca Juga: Imam Nahrawi Bebas Bersyarat Dari Penjara, Wajib Lapor ke Bapas

Masyarakat, lanjutnya, digiring untuk menerima pukulan besar dari pemilu kali ini. Padahal, permasalahan terbesarnya terletak pada perkembangan peradaban nasional.

"Presiden adalah orang yang selalu berada pada posisi solusi, orang yang bisa memberikan jawaban atas berbagai masalah, memecahkan masalah.
Yang kita hadapi sekarang, dia [sistem presidensial] adalah masalah, sumber masalah itu Saya tidak ingin terjerat dan terjebak. Situasi seperti itu menimbulkan masalah. Bagi saya pemilu hanya pintu gerbang, di belakang ada masalah," kata Eros Djarot.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler