[Update:] Pencarian KRI Nanggala 402, Pesawat Amerika Serikat Ikut Dalam tim SAR

23 April 2021, 15:26 WIB
Kapal TNI Angkatan Laut Indonesi terlihat di pangkalan TNI AL,dalam misi pencarian kapal selam KRI Nanggala 402 di Banyuwangi, Jawa Timur (23/04/2021). /Foto: REUTERS/AJENG DINAR ULFIANA/

PORTAL LEBAK - Tim penyelamat dari beberapa negara berkejaran melawan waktu untuk menemukan kapal selam Angkatan Laut Indonesia KRI Nanggala 402, yang hilang di Laut Bali.

Kapal selam dengan 53 awak itu, dalam waktu dekat akan dengan cepat kehabisan oksigen, jika kapal itu belum hancur oleh tekanan air laut.

Negara Australia, India, Malaysia, Singapura, dan Amerika Serikat telah mengirimkan kapal atau pesawat khusus sebagai tanggapan atas permintaan bantuan Indonesia.

Baca Juga: Larangan Mudik 2021, Ini Aturan Baru Perjalanan Orang H-7 dan H+7 sebelum 6-17 Mei 2021

Departemen Pertahanan Amerika Serikat telah mengirim 'kekuatan udara' untuk membantu pencarian kapal selam, ungkap juru bicara Pentagon kepada Reuters.

Selain itu, dua kapal Angkatan Laut Australia sedang menuju ke daerah pencarian termasuk fregat dengan kemampuan sonar khusus, kata departemen pertahanan.

Helikopter pencari dan lebih banyak kapal angkatan laut meninggalkan Bali dan pangkalan angkatan laut di Jawa pada pagi hari, menuju ke daerah di mana kontak terakhir terputus.

Baca Juga: Persija vs Persib 2-0, Pelatih Persija: Leg Kedua Piala Menpora 2021 Tetap Harus Menang

Kapal selam KRI Nanggala 402 telah berusia 44 tahun, pada hari Rabu 21 April 2021, saat bersiap untuk melakukan latihan torpedo.

Angkatan Laut Indonesia mengatakan sedang menyelidiki apakah kapal selam itu kehilangan daya selama menyelam dan tidak dapat melakukan prosedur darurat saat turun ke kedalaman 600-700 meter, jauh di luar batas yang bisa selamat.

"Sebuah objek dengan 'gaya magnet tinggi' telah terlihat 'mengambang' di kedalaman 50-100 meter," ujar Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono.

Baca Juga: Jelang Idul Fitri Polda Seluruh Indonesia Lakukan Sosialisasi Larangan Takbir Keliling, Ini Gantinya

Pencarian udara sebelumnya juga telah menemukan tumpahan minyak di dekat lokasi terakhir kapal selam.

Jika kapal selam itu masih utuh, para pejabat mengatakan kapal itu hanya akan memiliki cukup udara untuk bertahan sekitar 15 jam lagi hingga Sabtu pagi.

Kapal selam bertenaga diesel bisa bertahan di kedalaman hingga 500 meter (1.640 kaki) tetapi lebih bisa berakibat fatal, kata juru bicara Angkatan Laut Julius Widjojono. Laut Bali bisa mencapai kedalaman lebih dari 1.500 meter.

Baca Juga: Viral, Video Ungkapan Selebritas Zaskia Adya Mecca Soal Cara Membangunkan Sahur

Salah satu penumpang kapal tersebut adalah komandan armada kapal selam Indonesia, Harry Setiawan.

Seorang ahli pertahanan Indonesia mengatakan awak kapal tersebut masih dapat ditemukan hidup-hidup.

“Namun jika kapal selam berada di palung laut sepanjang 700 meter, mereka akan sulit bertahan karena tekanan bawah air akan menyebabkan keretakan dan pecahnya lambung baja,” kata Connie Rahakundini Bakrie.

Baca Juga: PSSI Nilai Final Piala Menpora 2021, Akan Berjalan Dengan Protokol Kesehatan Ketat

Kapal selam KRI Nanggala 402 bergabung dengan armada Indonesia pada tahun 1981. Kementerian pertahanan pernah melakukan reparasi di Korea Selatan dan selesai pada tahun 2012.

“Saya berharap para awak kapal ditemukan masih hidup,” ungkap Berda Asmara, istri ABK Guntur Ari Prasetyo, 39 tahun, yang telah berlayar di Nanggala selama 10 tahun.

"Kami melakukan panggilan video. Dia mengatakan kepada saya bahwa dia akan pergi berlayar dan meminta saya untuk berdoa untuknya," ujar Berda, yang mengungkap komunikasi terakhir kali mereka kepada Reuters dan dikutip PortalLebak.com, Jumat 23 April 2021.

Baca Juga: Hari Ini Batas Akhir Bagi Peserta Kartu Prakerja Gelombang 15 Beli Pelatihan, Ini Sanksi dan Cara Membeli

Seperti diketahui, Indonesia mengoperasikan lima kapal selam - dua Type 209 buatan Jerman termasuk Nanggala dan tiga kapal selam buatan Korea Selatan yang lebih baru.

Kementerian pertahanan Indonesia berusaha memodernisasi kemampuan pertahanannya, tetapi beberapa peralatan sudah tua dan telah terjadi kecelakaan fatal, dalam beberapa tahun terakhir.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler