Perbarui Alutsista Lama, KSAU Fadjar Prasetyo Kunjungi Pabrik Lockheed Martin Lihat Produksi C-130J Hercules

10 September 2021, 12:24 WIB
KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, bersama produsen pengadaan Pesawat C 130J Hercules seri terbaru yang tengah diproduksi Lockheed Martin /Foto: Dispenau/

PORTAL LEBAK - TNI Angkatan Udara Indonesia sepertinya akan diperkuat armada baru yang akan mereformasi seri Hercules yang sudah ada sebelumnya.

TNI AU akan meng-upgrade pesawat jenis angkut mereka dengan C-130J Hercules terbaru. Pengadaan pesawat baru ini sekaligus diyakini dapat meningkatkan kemampuan Skadron Udara dalam mobilisasi personel dan angkut barang.

Hal ini diketahui saat kunjungan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, ke kantor Lockheed Martin pada 7 September 2021.

Baca Juga: Rapat Pendahuluan Penetapan Panitia BPA, OJK Kumpulkan Seluruh Unsur AJB Bumiputera 1912

KSAU dan rombongan disambut secara spesial oleh Rod Mclean, Vice President and General Manager for Lockheed Martin's Air Mobility and Maritime Missions Organization.

KSAU bersama rombongan dari Indonesia melihat proses produksi pesawat di pabrik Lockheed Martin dan fasilitas pelatihan untuk pengoperasian pesawat C-130J.

Dikutip PortalLebak.com dari akun resmi TNI AU, @militer.udara, ke depan TNI AU akan menerima C-130J Hercules secara bertahap dari Lockheed Martin.

Baca Juga: Penerimaan Program Kartu Prakerja Gelombang 20 Dibuka! Panitia: Bukan Berdasarkan Pendaftar Tercepat

"Dalam beberapa waktu ke depan, TNI Angkatan Udara mendapatkan tambahan kekuatan Alutsista pesawat angkut berat jenis C-130J Hercules yang saat ini sedang diproduksi oleh Lockheed Martin," tulis di akun tersebut.

C-130J dipilih karena pesawat jenis ini yang memang diproduksi Lockheed Martin khusus untuk militer, yang ditingkatkan dari segi teknologi dan avioniknya.

"Dengan diperolehnya pesawat dengan mesin, teknologi dan sistem avionik yang modern, merupakan suatu langkah yang besar bagi TNI Angkatan Udara Indonesia untuk menyesuaikan doktrin Operasi Angkutan Udara," kata KSAU Fadjar Prasetyo.

Baca Juga: Aksi Heroik Penerbang Skadron Udara 7 TNI AU Kirim Bantuan Korban Banjir Subang

Kabin C-130J dirancang sebagai pesawat angkut berat, dimana kabin di dalam tidak dipenuhi dengan kursi-kursi penumpang, meski dapat dipasang dengan kursi penumpang yang mudah dilepas-pasang (portable passenger seat).

Seri C-130J ini pun disebutkan memiliki toilet, pantry, dan perlengkapan pendukung seperti wiring untuk memudahkan bongkar-muat barang berdimensi besar di pesawat.

Kepada pihak Lockheed Martin, KSAU Fadjar berharap penggunaan C-130J oleh TNI AU dapat berlangsung sangat panjang. KSAU meminta agar ketersediaan suku cadang untuk perawatan jangka pendek dan perawatan jangka panjang dapat terpenuhi.

Baca Juga: Era Electric Vehicle di Indonesia Diprediksi Akan Didominasi Motor Listrik Dibanding Mobil Listrik

Hingga saat ini, TNI AU masih mengandalkan pesawat C-130 Hercules, sebagai pesawat angkut berat yang telah dioperasionalkan sejak awal tahun 1960.

Indonesia tercatat sebagai pengguna pertama pesawat C-130 Hercules selain negara produsen Amerika Serikat.

Pesawat C-130 Hercules yang digunakan oleh TNI AU selama ini adalah C-130B dan C-130H/S yang dioperasionalkan di Skadron Udara 31, 32 dan Skadron Udara 33.

Baca Juga: Samsung Galaxy Watch 4 Hitung Lemak Tubuh Penggunanya Menggunakan Teknik BIA, Harga Dibandrol Rp3 Jutaan

C-130 Hercules memang sering diandalkan TNI AU, terutama yagn paling dapat diharapkan dalam mobilisasi mobilisasi personel dalam setiap operasi militer, distribusi bantuan kemanusiaan saat terjadi bencana.

Bahkan saat pandemi Covid-19, C-130 Hercules diandalkan dalam pendistribusian vaksin dan peralatan medis ke seluruh wilayah di Indonesia.***

Editor: Jefry Agustinus Alexander B

Sumber: tni-au.mil.id

Tags

Terkini

Terpopuler