Irjen Pol Nico mengungkapkan 34 orang dilaporkan meninggal dunia di lokasi, Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Baca Juga: Ikatan Cinta 2 Oktober 2022: Happy Birthday Andin, Ada Kejutan Nan Romantis dari Aldebaran
Sedangkan korban lainnya meninggal ketika mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat. Terdapat 180 orang yang menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.
Selain korban meninggal dunia, terdapat 13 unit kendaraan yang rusak, 10 di antaranya adalah kendaraan dinas kepolisian/Polri.
"Dari 40 ribu penonton yang hadir, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," ungkapnya.
"Dari 40 ribu penonton yang hadir, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," ungkapnya.
Baca Juga: 15 Orang Hilang ke Dalam Sungai Curaca Akibat Tragedi Jembatan Runtuh di Amazon
Irjen Nico menjelaskan pertandingan di Stadion Kanjuruhan berjalan lancar. Tapi, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa.
Irjen Nico menjelaskan pertandingan di Stadion Kanjuruhan berjalan lancar. Tapi, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa.
Pasalnya, tim kesayangan mereka kalah sehingga beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.
Petugas pengamanan lantas mencoba mencegah dan mengalihkan massa, agar para suporter tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain.
Petugas pengamanan lantas mencoba mencegah dan mengalihkan massa, agar para suporter tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain.
Baca Juga: 'French Spiderman' Pertama Kali Panjat Gedung Pecakar Langit di Barcelona Bersama Putranya
Hingga akhirnya, petugas kepolisian melakukan tembakan gas air mata, karena para pendukung tim Arema berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah beraksi anarkis.
Petugas pengaman menilai hal ini dapat membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial di stadion.
"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," ujar Irjen Pol Nico.
"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," ujar Irjen Pol Nico.
Baca Juga: Inggris Keluarkan Uang Koin Baru, Terungkap Tampilkan Gambar Raja Charles III
Bupati Malang M. Sanusi menegaskan semua biaya pengobatan suporter di sejumlah rumah sakit akan ditanggung seluruhnya oleh Pemerintah Kabupaten Malang.
"Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan. Untuk yang sehat dan dirawat, biaya semua yang menanggung Kabupaten Malang," ungkap Sanusi.
Kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam.
Bupati Malang M. Sanusi menegaskan semua biaya pengobatan suporter di sejumlah rumah sakit akan ditanggung seluruhnya oleh Pemerintah Kabupaten Malang.
"Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan. Untuk yang sehat dan dirawat, biaya semua yang menanggung Kabupaten Malang," ungkap Sanusi.
Kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam.
Untuk diketahui, Kekalahan ini adalah skor yang pertama bagi Arema FC sejak 23 tahun terakhir, laga di antara kedua klub sepakbola tersebut.***