Baca Juga: Banjir Subang Mulai Surut, 7.650 Korban Bertahan di Pengungsian
Penyebab lainnya, ditengarai akibat cuaca ekstrem di beberapa wilayah yang sedang tidak bagus membuat masyarakat enggan berpergian. Salah satunya banjir di pantura dan amblesnya jalan tol di KM 122 Cipali, akibat tanah bergerak karena curah hujan yang tinggi.
“Iya pasti ada pengaruhnya. Suasanya yang masih pandemi ini kemudian juga masyarakat memantau bahwa di musim cuaca ekstrem ini ada kerusakan di KM 122 tol Cipali. Kemudian di jalur-jalur pantura ada banjir, Semarang, Subang, di pantura banyak yang banjir. Nah ini masyarakat sudah ada larangan juga, suasana dimana mana banjir, ada tanah longsor, kalau tidak penting-penting amat ngapain harus pergi,” paparnya.
Meski begitu, Rudi memastikan jajaran Polisi Lalu Lintas sebagaimana instruksi Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono telah menyiapkan sejumlah skenario bila terjadi kepadatan kendaraan di titik-titik yang rawan. Salah satunya dengan menggunakan contraflow.
Baca Juga: BNN Lakukan Ini, di Bekas Lokalisasi Sunan Kuning Semarang
Baca Juga: Munas APEKSI Akhirnya Digelar Secara Daring, Sempat Tertunda Setengah Tahun Karena Pandemi
“Sampai saat ini belum ada tapi kita sudah menyiapkan skenario-skenario kalau nanti terjadi kepadatan biasanya ini di KM 47, pertemuan tol atas dan bawah, nanti kita lalukan contraflow flow daei Km 47 sampai KM 61 kalau ada kepadatan. Namun di lapangan justru malah banyak pantauan arus yang dari Jawa yang ke Jakarta,” tuturnya.
Terakhir, Rudi menyebut arus mudik malam ini terpantau lancar dan terkendali dengan baik. “Jadi sampai hari Ini arus mudik Masih lancar dan terkendali,” pungkasnya.***