Baca Juga: Banjir Terparah di Sydney Dalam 60 Tahun Terakhir, Australia Berencana Evakuasi Ribuan Warga Lagi
Jembatan tersebut dibuat untuk menghubungkan jalan dari desa menuju area tambak dan alternatif menuju Desa Bendungan. Meski disebut alternatif, tak banyak pengendara roda dua yang melintas, dan lebih sering terlihat hanya petani tambak saja yang melintasi jembatan seharga Rp200 juta itu.
Menurut Kepala Desa (Kades) Wadak Kidul, Moh. Hamam, pengerjaan jemabatan tersebut sudah sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) Tahun 2020, yang diambil dari Bantuan Khusus Tahun 2020.
"Jembatan Selsai dibangun akhir 2020. Pengerjaan selama tiga bulan. Bangunan ada RAB-nya, Kasi Pembangunan Kecamatan Duduksampeyan dan Dinas PUPR juga sudah mengetahui," kata Kedes Hamam.
Baca Juga: Seniman Lebak Gelar Pameran Seni Rupa 'Wedang Uwuh' Hingga 27 Maret 2021
Baca Juga: PT DI Berhasil Ekspor Pesawat CN235 MPA Ke Senegal Untuk Pertama Kali di Masa Pandemi Covid-19
Kades menambahkan, tanah di bawah jembatan disebut-sebut sangat labil karena merupakan area tambak sehingga perlu pondasi yang kuat, seperti paku bumi.
"Anggaran dari Bantuan Khusus, pagunya Rp200 juta. Panjang 4 meter, lebar 4 meter. Dengan kedalaman 1,5 meter, ditambah paku bumi biar lebih kuat," terangnya.
Meski anggarannya Rp200 juta, jembatan tersebut juga tidak memiliki pembatas yang dipasang di samping kiri mapun kanan jembatan.***