Relawan Dulur Ganjar Pranowo DGP, Prediksi Hanya Ada 2 Poros di Pemilu 2024

- 28 Januari 2023, 17:29 WIB
Ketua Umum Dulur Ganjar Pranowo (DGP) Raden Zieo Suroto.
Ketua Umum Dulur Ganjar Pranowo (DGP) Raden Zieo Suroto. /Foto: Handout DGP/Portal Lebak/

PORTAL LEBAK - Sesuai dengan prediksi politik pemilihan presiden (Pilpres) 2024 Relawan Dulur Ganjar Pranowo (DGP) bahwa hanya akan ada 2 poros pemilihan bakal calon presiden dan wakil presiden. Kondisi inilah yang disebut oleh DGP sebagai strategi politik dengan tagar #Hanya2POROS.

Ketua DPP DGP Raden Zieo Suroto menyampaikan prediksinya bahwa strategi politik Pilpres 2024 #Hanya2POROS ini dirancang oleh tiga tokoh penegak Pancasila, atau tagar #TriumviratPANCASILA .

Ketiganya, menurut Suroto yakni; Megawati Soekarno Putri Ketum PDI Perjuangan, dibantu oleh Prabowo Subianto dalam Koalisi Indonesia Raya (KIR) yang terdiri dari Partai Gerindra dan PKB.

Baca Juga: Sekretariat Bersama (Sekber) Gerindra dan PKB Diresmikan, Solidkan Koalisi Kedua Partai Jelang Pemilu 2024

Dan terakhir, yakni dibantu oleh Luhut Binsar Pandjaitan atau LBP dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) terdiri dari partai Golkar, PPP dan PAN.

Skenario Ke-1 atau Skenario Ke-2

Strategi Politik Pilpres 2024 yang dirancang oleh #TriumviratPANCASILA yaitu #Hanya2POROS, maksudnya adalah Paslon Capres/Cawapres Poros Kesatu lawan Paslon Capres/Cawapres Poros Kedua. Terdapat dua kemungkinan yaitu Skenario Ke-1 atau Skenario Ke-2.

Untuk Skenario Ke-1, Poros Kesatu terdiri dari PDI Perjuangan, Gerindra, PKB, Golkar, PPP dan PAN akan mengajukan Paslon Siapapun Cawapres-nya, Ganjar Capres-nya. Ganjar Penerus Jokowi.

Baca Juga: Jika Diperintah Presiden Jokowi, Surya Paloh Siap Cabut Capreskan Anies Baswendan

Sedangkan lawannya adalah Poros Kedua yang terdiri dari Partai Demokrat, PKS dan NasDem, yang akan disebut sebagai Koalisi Perubahan.

Poros Kedua ini kemungkinan besar akan mengajukan Anies Baswedan sebagai Capres-nya.

Sedangkan bila Skenario Ke-2, maka Poros Kesatu memiliki 2 kemungkinan gabungan partai.

Baca Juga: Anies Baswedan: Koalisi Partai Demokrat dan PKS Bersama NasDem Terbuka Lebar

Kemungkinan Pertama PDI Perjuangan bersama KIR, yaitu partai Gerindra dan PKB. Sehingga Poros Kedua adalah KIB, yaitu Golkar, PPP dan PAN bersama NasDem.

Sedangkan bila Kemungkinan Kedua yang terjadi, maka Poros Kesatu terdiri dari PDI Perjuangan bersama KIB, yaitu Partai Golkar, PPP dan PAN.

Akibatnya lawannya adalah Poros Kedua yang terdiri dari KIR, yaitu partai Gerindra dan PKB bersama NasDem.

Baca Juga: Dua gol Szoboszlai membawa Leipzig menang 2-1 atas Stuttgart

NasDem Ingin Gabung KIB Lebih Segera

Saat ini sedang berlansung pelaksanaan dari strategi #Hanya2POROS Skenario Ke-2. Ketum DPP DGP Raden Zieo Suroto menilai, setelah pertemuan LBP dan Surya Paloh di London, Inggris baru-baru ini.

Maka DGP mensinyalir kuat bahwa kemudian LBP telah "mohon ijin" ke Jokowi agar KIB boleh menerima Partai NasDem bergabung sesegera mungkin.

"Prediksi saya KIB, atau Koalisi Indonesia Bersatu akan sesegera mungkin menerima Partai NasDem bergabung" kata Suroro.

Baca Juga: Semua Anggota Grup KPop MOMOLAND, Meninggalkan Agensi MLD Entertainment

"Maksudnya NasDem ingin bergabung ke KIB jauh-jauh hari menjelang waktunya Megawati mengumumkan Capres yang diusung oleh PDI Perjuangan pada bulan Juni 2023 nanti," paparnya.

Sehingga selanjutnya koalisi akan terdiri dari partai Golkar, PPP, PAN, ditambah dengan Partai NasDem. Kapan waktunya? Disinilah Surya Paloh ingin melakukannya sesegera mungkin.

Dengan sesegera mungkin dimaksud, juga berarti NasDem meninggalkan partai Demokrat dan PKS.

Baca Juga: Jang Wonyoung IVE Sekali Lagi Menuai Kebencian yang Tidak Adil, Karena Makan Pizza

Sehingga mengakibatkan rencana gabungan 3 partai untuk membentuk Poros Kedua atau Koalisi Perubahan yang terdiri dari Partai Demokrat, PKS dan NasDem gagal. Maka Skenario Ke-1 pun secara otomatis gagal terwujud. Maka sebagai gantinya, terwujud-lah Skenario Ke-2 dengan lebih segera.

Jadi tidak harus mengikuti sesuai dengan rencana awal, bahwa NasDem harus menunggu dulu Megawati mengumumkan Capres yang diusung oleh PDI Perjuangan pada bulan Juni 2023 nanti.

Pengumuman yang kemungkinan besar akan terjadi pada tanggal 01 Juni 2023 sebagai hari lahir Pancasila, dimana bulan Juni adalah bulan Bung Karno bagi PDI Perjuangan.

Baca Juga: Polda Metro Jaya Rilis 11 Tersangka Pengedar Obat Palsu di Jabodetabek, Tiga Orang Masih Buron

Perlu kita catat, bahwa strategi #Hanya2Poros Skenario Ke-2 akan menghasilkan Pilpres 2024 Tanpa Demokrat dan PKS. Tanpa Anies Baswedan dan AHY. Pilpres 2024 Tanpa Politik Indentitas.

Politik Indentitas seperti yang pernah terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019 yang lalu. Demokrasi Tuna Adab Menuju Biadab jangan sampai terulang kembali di Pilpres 2024 nanti.

Pesta Demokrasi Tahun 2024 Jauh Lebih Beradab

Dengan Pilpres 2024 Tanpa Demokrat dan PKS, Tanpa Anies dan AHY, maka akan membikin Rakyat Indonesia-pun menjadi semakin jauh lebih bermartabat dan berdaulat dalam berpesta demokrasi selama dalam penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada Serentak tahun 2024.

Baca Juga: Kawal Implementasi Program 2023, SKK Migas Pertemukan para CEO KKKS

Yaitu Pilpres dan Pileg Serentak tahun 2024 dengan hari Pencoblosan suara pada tanggal 14 Februari tahun 2024. Dan kemudian berlanjut dengan Pilkada Serentak dimana hari pencoblosan suara pada tanggal 21 November tahun 2024.

NasDem Harus Penuhi Syarat-Syaratnya Terlebih Dahulu

Tentu saja untuk mewujudkan langkah politik tersebut diatas, yaitu NasDem ingin diterima bergabung ke KIB lebih segera, Suroto meyakini bahwa Megawati dan Jokowi pasti mengajukan beberapa syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh Surya Paloh atau Partai NasDem terlebih dahulu.

Apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu itu? Salah satunya, apakah jatah jumlah kursi Menteri dari NasDem dikurangi? Mungkin sekali.

Baca Juga: Anggota DPR menilai program Pemberian Makanan Tambahan atau PMT Ibu Hamil Pada 2019-2022 Terburuk

"Kita kan semua tahu bahwa 'Tak ada makan siang gratis dalam politik. Lalu apa saja syarat-syaratnya, manalah kita tahu. Tapi Saya menilai bahwa Surya Paloh atau NasDem pasti berusaha keras untuk memenuhi apapun syarat-syarat yang dimaksud sesegera mungkin," pungkasnya.

Gegara Surya Paloh Deklarasi Anies Capres

"Karena masalahnya, semakin berlama-lama NasDem bersama Demokrat dan PKS yang katanya akan membentuk Koalisi Perubahan, tapi malah mengakibatkan elektabilitas Partai NasDem semakin lama semakin menurun atau semakin anjlog," pungkas Suroto, seperti dilansir PortalLebak.com dari keterangan tertulisnya.

Kondisi semakin anjlognya elektabilitas tentunya sangatlah berbahaya bagi NasDem, karena semakin memperbesar kemungkinan partai NasDem dapat terpental dari Senayan.

Baca Juga: Nathan Ake Buat Manchester City Bekuk Arsenal 1-0 di Laga Piala FA

Sungguh berbahaya bagi NasDem dikarenakan jumlah perolehan kursi anggota DPR-RI 2024-2029 nanti bisa sampai dibawah 23 kursi, yaitu dibawah Ambang Batas Parlemen, atau Parliamentary Treshold.

Kita telah ketahui bersama fakta politiknya saat ini, bahwa gegara NasDem mendeklarasikan Anies tanggal 03 Oktober 2022 yang lalu sebagai Capres, kini Partai NasDem justru semakin terancam terpental dari Senayan, menjadi partai gurem seperti Perindo, PSI dan Hanura serta PBB saat ini.

"Motto DGP akan selalu sesuai, 'Bahwa siapapun Wakil Presiden-nya, Ganjar Pranowo adalah Presiden-nya. Ganjar Penerus Jokowi'," tegas Suroto.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x