Apa pesan khusus ketika kita membahas pakaian Cawapres di debat kedua

- 25 Desember 2023, 11:04 WIB
Pakaian yang dikenakan pasangan capres-cawapres, pada debat kedua.
Pakaian yang dikenakan pasangan capres-cawapres, pada debat kedua. /Foto: Antara/Tangkapan Layar YouTube KPU/


PORTAL LEBAK - Tiga calon wakil presiden peserta Pemilu 2024, yakni Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Gibran Rakabuming Raka dengan nomor urut 2, Mahfud MD di nomor urut ketiga, mengenakan pakaian yang berbeda.

Pada debat Komisi Pemilihan Umum (KPU) kedua yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) Jumat malam, ada yang mengenakan pakaian yang sama dengan debat pertama, namun ada pula yang memilih pakaian berbeda.

Jadi, pesan apa yang ingin Anda sampaikan melalui pakaian yang dikenakan ketiga orang dalam diskusi kali ini?

Baca Juga: Pakar Mikroekspresi Sebut Gibran Rakabuming Raka Berusaha Jadi Jokowi Saat Debat Cawapres

Pengamat Mode dan Perancang Busana Indonesian Fashion Chamber (IFC) Lisa Fitria  menganalisis setiap busana yang diminta ANTARA, mulai dari calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar.

Seperti pada debat sebelumnya, Muhaimin tampil formal dengan mengenakan jas, kemeja putih tanpa dasi, dan topi hitam.

Dia dan calon presiden nomor 1 Anies Baswedan termasuk jajaran pimpinan pegawai negeri sedunia, sehingga selalu terlihat gaya formal. Pandangan ini juga diungkapkan pada debat pertama pada 12 Desember.

Baca Juga: Keseruan Relawan Ganjar-Mahfud Nobar Debat Cawapres di Rumah Aspirasi Hasbi Jayabaya

"Mungkin kita ingin mengembalikan semangat PNS yang lama.
Atau mungkin kita ingin menempatkan PNS sejajar dengan PNS lain yang memakai jas sebagai tanda menjadi PNS," kata Lisa.

Mari kita alihkan perhatian ke calon wakil presiden nomor urut dua, Gibran Rakabumin Raka.
Seperti pada debat pertama, ia memilih kemeja berwarna biru muda untuk tampil kasual, menunjukkan kerendahan hati dan kerendahan hati seorang pegawai negeri.

Busana yang dikenakan Gibran sama dengan busana yang dikenakan Prabowo Subianto, cawapres nomor dua. Keduanya memiliki konsistensi yang selaras dengan personal branding dan strategi branding yang dipromosikan.

Baca Juga: Di Teriaki Maling, Pria ODGJ Di Malingping Lebak Banten Babak belur Dihakimi Warga

Lisa yakin pilihan pakaian ini dilatarbelakangi oleh target audiens baik generasi Millenial maupun Gen Z. Pemilihan warna biru langit atau biru laut melambangkan langit dan laut serta dikaitkan dengan ruang terbuka, kebebasan, intuisi, imajinasi, kelapangan, inspirasi, dan kepekaan.

Biru juga melambangkan kedalaman, kepercayaan, kesetiaan, kejujuran, kebijaksanaan, kepercayaan, stabilitas, iman, surga, dan kecerdasan.

“Gak ribet, cukup tampilkan kemasan kaos kasual saja, karena generasi sekarang butuh yang tidak ribet,” kata Lisa.

Sementara itu, calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud Maryland memilih pakaian khas Madura, yang menurut Lisa dimaksudkan untuk memperkuat warisan leluhurnya.
Lisa mengatakan, pakaian Madura terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan priyay dan lapisan massa.

Baca Juga: Pakar Mikroekspresi Sebut Gibran Rakabuming Raka Berusaha Jadi Jokowi Saat Debat Cawapres

Lapisan pakaian yang dikenakan Mahfud merupakan kostum khas rakyat Madura, menunjukkan bahwa ia bersama rakyat membangun Indonesia.

Sementara itu, calon presiden Ganjar Pranowo juga tampil dalam debat dengan mengenakan kostum nasional busana Suku Merah, Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Dan sepertinya ia juga ingin memamerkan kesuksesan Pak Jokowi yang selalu mengenakan pakaian adat dari berbagai suku di Indonesia dan selalu menjadi pusat perhatian," contohnya. 

Ia mencontohkan, itu adalah pakaian adat. Hanya dikenakan pada acara-acara tertentu seperti Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Sumpah Pemuda atau hari-hari besar tertentu.

Baca Juga: Jajaran DPK KNPI Warunggunung Sah Diresmikan, Berikut Personilnya

Pakaian tradisional Merah mengandung makna dan filosofi yang kuat. Topi Ti Ranga mempunyai bentuk yang lancip, mencerminkan kepribadian orang berkulit merah yang cenderung sangat tegas.

Topi ini terbuat dari daun lontar yang dikeringkan dan dianggap sebagai simbol kewibawaan dan kepercayaan pria suku merah.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah