Baca Juga: Kemenag Imbau Masyarakat Jangan Tergiur Biro Perjalanan Haji Murah
"Salah satu penyebabnya adalah dipicu oleh tekanan gempa pertama yang berkekuatan Kuat yang memiliki ukuran relatif lebih kecil. Bidang sesar yang pecah terlebih dahulu merupakan retakan pada struktur batuan yang lebih lemah sehingga pecah terlebih dahulu sebagai gempa pendahuluan," jelas Daryono.
Fakta kesembilan, Berbeda dengan gempa di kerak samudera yang batuannya seragam dan elastis sehingga gempa susulan tidak terlalu banyak, bahkan kadang tidak terjadi gempa susulan meski intensitas gempa cukup besar.
Nyatanya pada Fakta kesepuluh frekuensi gempa di Bawean dimulai berkurang dari sebelumnya.
Baca Juga: Nikmati Mudik Gratis TNI Angkatan Laut Naik Kapal Perang, Ini Jadwalnya Buat Anda Pulang Kampung
Hasil pantauan BMKG pada Minggu pukul 10 WIB mencatat terjadi 239 gempa bumi dengan frekuensi kejadian semakin jarang.
Jika pada Jumat (22 Maret) dalam satu jam bisa terjadi 19 gempa, maka data terakhir dalam 1 jam akan terjadi 2-3 gempa.
Fakta kesebelas, gempa Bawean menambah rekor gempa kuat di Laut Jawa.
Sebelumnya hanya terjadi 4 kali gempa kuat di Laut Jawa dengan jumlah yang kecil yaitu pada tahun 1902, 1939, 1950 dan terakhir pada tahun 2024.
Gempa terbaru yang terjadi di Bawean, juga memberikan pelajaran penting tentang ancaman gempa dahsyat di Laut Jawa.
Fakta keduabelas, gempa Jatim tidak hanya berasal dari selatan, khususnya sumber seismik dari subduksi lempeng dan sesar aktif di darat, tetapi juga sumber seismik dari Laut Jawa di utara Jawa Timur.***