BMKG: 12 Fakta Gempa Bawean di Gresik Jawa Timur, Ini Langka dan Jarang Terjadi

- 25 Maret 2024, 08:30 WIB
Masyarakat membersihkan puing-puing rumah yang rusak akibat gempa di Desa Suwari, Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur, Minggu (24 Maret 2024). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik mencatat 4.085 rumah, 138 tempat ibadah, 68 sekolah, dan 12 perkantoran di Kabupaten Sangkapura.
Masyarakat membersihkan puing-puing rumah yang rusak akibat gempa di Desa Suwari, Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur, Minggu (24 Maret 2024). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik mencatat 4.085 rumah, 138 tempat ibadah, 68 sekolah, dan 12 perkantoran di Kabupaten Sangkapura. /ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/Spt/pri./

Fakta kelima, gempa Bawean terkonsentrasi di wilayah yang aktivitas kegempaannya rendah sehingga masyarakat awam menganggap gempa Bawean sebagai "gempa luar biasa" karena terjadi di wilayah yang jarang terjadi gempa dangkal.

Selama ini, kata Daryono, wilayah Laut Jawa secara umum menjadi episentrum gempa bumi dalam akibat deformasi lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah lempeng Eurasia, tepatnya di bawah Laut Jawa pada kedalaman sekitar 500 - 600km, gempa Bawean berpusat di zona sesar Meratus Purba.

Baca Juga: Fenomenal: Tiongkok Ganti Chip Asal Intel dan AMD di Komputer Pemerintah, Ini Alasannya

Fakta keenam, Gempa Bawean menunjukkan masih aktifnya garis sesar di Laut Jawa dan juga mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap adanya sesar aktif dasar laut yang berbatasan dengan Pulau Bawean.

"Gempa bumi bisa berulang dan terjadi kapan saja. Meski berada di zona seismik rendah, namun Laut Jawa di bagian utara Jawa Timur tetap berpeluang terjadi gempa karena kondisi geologi dan arsitekturnya.
​terjadi, di sana terdapat Sesar Meratus Purba," tambah Daryono.

Fakta nomor tujuh, gempa Bawean disebabkan oleh reaktivasi sesar lama, episentrum gempa Bawean terletak tepat pada garis sesar yang terpetakan.

Baca Juga: Kapolda Metro Jaya: Saya jamin kasus Firli Bahuri akan selesai, Sebelumnya Dikritik MAKI

Daryono mengatakan, jika dicermati lokasi episentrum gempa Bawean, terlihat pusat gempa berada tepat di garis patahan Muria (laut).

"Garis sesar tersebut terletak pada zona sesar purba model Meratus.
Salah satu garis sesar pada zona model Meratus diduga aktif kembali dan menimbulkan gempa bumi," ujarnya.

”Lalu fakta kedelapan, gempa Bawean terjadi gempa susulan dengan magnitudo lebih besar yaitu 6,5, sedangkan gempa pertama berkekuatan 5,9. Hal ini mungkin terjadi karena besaran atau penampang pada bidang sesar yang berukuran lebih besar kemudian pecah," paparnya.

Halaman:

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x