Badai Jadi Ancaman, Hujan Lebat Menerpa Beberapa Venue di Olimpiade Tokyo 2020

27 Juli 2021, 12:11 WIB
Suasana ombak besar di pantai tempat laga atlet selancar di Olimpiade Tokyo 2020, Tsurigasaki Surfing Beach, di Tokyo, Jepang - (26/07/2021). /Foto: REUTERS/LISI NIESNER/

PORTAL LEBAK - Badai di lepas pantai timur Jepang, menjadi ancaman bagi Olimpiade Tokyo pada hari Selasa 27 Juli 2021.

Meskipun tidak menerjang kota Tokyo sebagai tuan rumah dengan angin dan hujan yang menghancurkan, seperti yang ditakutkan diawalnya.

Angin dan hujan yang menyapu Teluk Tokyo, menunda dimulainya triathlon putri Selasa dini hari, sebelum Flora Duffy merebut medali emas Olimpiade pertama.

Baca Juga: Kabaharkam: Peran Polri Mengurangi Beban Masyarakat Kawal Penyaluran Bantuan Sosial Tepat Sasaran

Pertandingan sofbol yang memperebutkan medali perunggu, direncanakan akan berlangsung pada Selasa sore hari di Yokohama, tepat di sebelah selatan Tokyo.

Namun cuaca di daerah tersebut diterpa hujan gerimis yang terus menerus dan hembusan angin kuat efek dari badai.

Pertandingan sofbol dalam perebutan medali emas antara Jepang dan Amerika Serikat, dijadwalkan Selasa, pukul 8 malam (11.00 GMT), dengan perkiraan awan dan hujan intermiten sepanjang hari.

Baca Juga: Ari Anggara Kepala Desa Termuda di Bali dengan Segudang Prestasi, Ini Kiprahnya!

Namun, bagi peselancar, cuaca justru menguntungkan, karena penyelenggara memindahkan acara selancar sehari lebih awal dari yang dijadwalkan, untuk memanfaatkan ombak.

Seperti PortalLebak.com kutip dari Reuters, pola cuaca musim panas di Jepang yang panas, basah, dan tidak stabil telah menjadi perhatian terus-menerus oleh penyelenggara Olimpiade.

Olimpiade Tokyo dibuka pada hari Jumat pekan lalu, cuaca buruk menambah kesulitan penyelenggaraan Olimpiade yang digelar dalam pandemi Covid-19.

Baca Juga: Menkes Budi Sebut Keterisian Tempat Tidur bagi Pasien Covid-19 di Rumah Sakit Menurun

Kota Tokyo diperkirakan akan menerima hingga 34 mm curah hujan selama 24 jam kedepan dari badai tropis Nepartak.

Badai itu diperkirakan akan mendarat di sisi utara Tokyo, pada Rabu pagi, ungkap Badan Meteorologi Jepang.

Badai itu menuju ke arah kota Sendai, 370 km dari lepas pantai Tokyo, menurut situs pemantauan Risiko Badai Tropis.

Baca Juga: Viral, Keluarga Pengusaha Mendiang Akidi Tio Sumbang Rp2 Triliun Untuk Tangani Covid-19

Meskipun Tokyo terhindar dari prediksi banjir semalam, Badai Nepartak tetap menjadi badai tropis, mampu menghembuskan angin hingga kecepatan 118 km/jam.

Badai akan menerpa di lepas pantai timur Jepang, selanjutnya melemah jadi hujan lebat saat mengarah barat laut, seperti perkiraan sebelumnya .

Badai sebelumnya telah mengganggu jadwal laga dayung, panahan dan Triathlon putra, yang sedianya berlangsung pada Senin kemarin.

Baca Juga: Cek BST penerima Rp600.000 dan Beras 10 kg di Laman Kemensos

Alih-alih menghindari cuaca buruk, panitia memindahkan semifinal dan final selancar sehari lebih cepat, untuk memanfaatkan ombak besar.

Ini keputusan yang berani karena mereka memperkirakan ombak akan mereda saat cuaca berubah pada hari Rabu nanti.

Secara keseluruhan, para atlet mendapati kondisi sedikit jeda dari panas ekstrem, yang sebelumnya menyebabkan seorang pemanah Olimpiade pingsan.

Baca Juga: [Hoaks atau Fakta] Video Viral di Medsos Imam Menyuruh Rapatkan Shaf Salat Ditangkap Polisi, Berikut Faktanya!

Prakiraan suhu tinggi hari Selasa adalah 30 derajat Celcius, di bawah suhu tertinggi baru-baru ini 35 derajat Celcius.

Bala Tentara Jepang mengatakan sedang memantau situasi, siap untuk mengerahkan pasukan bencana FAST jika diperlukan.

Di selatan Tokyo, pihak berwenang memperingatkan warga bersiap hadapi hujan lebat setelah 21 orang tewas akibat tanah longsor, akibat hujan deras awal bulan ini.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler