Mahalnya Biaya Baterai, Gagal Meningkatkan Penjualan Kendaraan Listrik

- 20 April 2022, 09:00 WIB
Mesin terlihat di jalur perakitan baki baterai selama tur di pembukaan Pabrik Baterai kendaraan listrik Mercedes-Benz, menandai satu dari hanya tujuh lokasi yang memproduksi baterai untuk model Mercedes-EQ sepenuhnya listrik, di Woodstock, Alabama, AS, Maret 15, 2022.
Mesin terlihat di jalur perakitan baki baterai selama tur di pembukaan Pabrik Baterai kendaraan listrik Mercedes-Benz, menandai satu dari hanya tujuh lokasi yang memproduksi baterai untuk model Mercedes-EQ sepenuhnya listrik, di Woodstock, Alabama, AS, Maret 15, 2022. /Foto: REUTERS/ELIJAH NOUVELAGE/

PORTAL LEBAK - Pembeli di seluruh dunia mengantre untuk membeli kendaraan listrik tahun ini bahkan dengan harga yang melonjak.

Situasi ini membalikan skenario satu setengah dekade terakhir, soal kebijaksanaan industri otomotif konvensional bahwa penjualan kendaraan listrik akan marak, hanya setelah biaya baterai turun.

Tahun ini, permintaan kendaraan listrik tetap kuat, meski ketika biaya rata-rata sel baterai lithium-ion melonjak menjadi sekitar $160 per kilowatt-jam pada kuartal pertama dari $105 tahun lalu.

Baca Juga: Renault dan Nissan Akan Kerja Sama Menggarap Mobil Listrik Rp373 Triliun

Biaya naik karena gangguan rantai pasokan, sanksi terhadap logam asal Rusia dan spekulasi investor.

Untuk kendaraan yang lebih kecil seperti Hongguang Mini, kendaraan listrik terlaris di China, biaya baterai yang lebih tinggi menambahkan hampir $1.500, sama dengan 30 persen dari harga jual.

Tapi biaya bensin dan solar untuk kendaraan pembakaran internal juga meroket sejak Rusia menginvasi Ukraina.

Baca Juga: KTT G20 di Bali Resmi Pakai Mobil Listrik, PLN Akan Bangun 21 SPKLU

Sehingga para ahli mencatat, masalah lingkungan juga mendorong lebih banyak pembeli untuk memilih kendaraan listrik, meskipun ekonomi bergejolak.

Halaman:

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x