PORTAL LEBAK - Para peneliti dari Universita Indonesia mengembangkan alat bantu pernapasan High Flow Nasal Cannula (HFNC).
Alat bantu pernapasan HFNC merupakan alat metode terapi oksigen aliran tinggi. Alat ini bekerja dengan memanfaatkan prinsip high flow oxygen therapy (HFOT), salah satu metode non-infasif. Alat ini ditujukan untuk penanganan pasien positif Covid-19 pada tahap awal.
Para peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), mengembangkan alat bantu pernapasan High Flow Nasal Cannula (HFNC).
Baca Juga: Bom Bali: Era Joe Biden, Pemerintah AS Sidangkan Para Tersangka Yang Ditahan di Guantanamo
Baca Juga: Tenaga Kesehatan Telah Vaksinasi Covid-19, Capai 132 Ribu Orang
Salah satu cara untuk mengantarkan oksigen aliran tinggi kepada pasien adalah menggunakan canula hidung atau Nasal Cannula, oleh karena itu alat yang bekerja memanfaat prinsip HFOT sering disebut sebagai High Flow Nasal Cannula (HFNC). Sampai saat ini, Indonesia masih mengandalkan bahan baku impor dan belum ada produk HFNC lokal asli Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“HFNC bekerja dengan cara mengalirkan udara dengan kadar oksigen tinggi (21-100%) dan debit aliran sampai dengan 60 liter/menit. Aliran dengan kecepatan tinggi ini dilewatkan pada ruang pemanas hingga mengalami kenaikan kelembaban (Relative humidity, RH) serta temperatur hingga mencapai temperatur tubuh pasien. Penyesuaian kelembaban dan temperatur terhadap kondisi pasien ditujukan untuk menjaga kenyamanan pasien,” ungkap Dr. Ing. Ridho Irwansyah, anggota Tim Pengembangan HFNC UI.
PortalLebak.com melansir Humas UI melalui laman ui.ac.id yang menyatakan demonstrasi dan unjuk fungsi alat bantu pernapasan HFNC ini, telah dilakukan di Gedung Pusat Simulasi Respirasi RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, 7 Januari 2021 lalu.
Baca Juga: Mau Tahu Bagaimana Korps Marinir TNI AL Cegah Covid-19, Ini Caranya
Baca Juga: Jumlah Penduduk Indonesia 270,2 Juta, 17 Ribu Berusia 100-115 Tahun
Pada saat itu, hadir Dekan FTUI, Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono, M.Eng.; Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan, Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FAPSR, FISR.; Perwakilan Pengurus Harian PDPI, Dr. Erlang Samoedro, Sp.P.; serta Perwakilan RSUP Persahabatan, dr. Yudhaputra Tristanto, M. Kes.; dan Tim Pengembangan HFNC UI.
“Pengembangan alat HFNC ini merupakan contoh dari kolaborasi antara para pemangku kepentingan di bidang medis dan teknologi. Dukungan penuh dari para pemangku kepentingan juga sangat diperlukan untuk mengakselerasi pengerjaan HFNC, hingga nanti mendapatkan izin penggunaan dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK).” ungkap Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono, M.Eng.
“Produk alat bantu pernapasan HFNC yang dikembangkan oleh UI ini sangat penting dalam penanganan pasien terutama pasien Covid-19. Ada kemungkinan HFNC akan terus terpasang pada pasien hingga lebih dari 20 hari, sehingga keandalan dan daya tahan alat sangat perlu diperhatikan. Harapan saya, UI melakukan pengujian keandalan dan daya tahan pada Pusat Simulasi Respirasi RSUP Persahabatan," ujar Yudhaputra Tristanto.
Baca Juga: Presiden Jokowi Peranjang PPKM Hingga 8 Februari 2021, Aturan Diperketat
Baca Juga: Menteri Sosial Tri Rismaharini Salurkan Warga Bekerja di BUMN, Ini Caranya
Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB sangat mengapresiasi pengembangan alat bantu pernapasan HFNC ini.
“Infeksi Covid-19 membuat penderita rentan mengalami kondisi hipoksia atau kondisi kurangnya oksigen dalam tubuh sehingga pada kondisi ini, terapi oksigen tambahan dibutuhkan. Di tengah jumlah pasien positif COVID-19 yang saat ini masih meningkat, kebutuhan akan alat terapi oksigen juga ikut meningkat," ujar Prof. Ari.
Ari mengutarakan kebanggannya, karena HNFC sudah dapat diproduksi secara lokal. Hal ini tentu akan sangat membantu fasilitas dan tenaga kesehatan dalam memenuhi kebutuhan penanganan pasien-pasien ini. Dia berharap alat ini bisa segera mendapat izin edar dan bisa diproduksi dan dipakai oleh para klinisi, utk membantu pasien-pasiennya.
Baca Juga: Operasi SAR Sriwijaya Air SJ 182 Dihentikan, Keluarga Korban Tabur Bunga
Baca Juga: Kasus Raffi Ahmad Dalam Dugaan Pelanggaran Protokol Kesehatan dihentikan Polda Metro Jaya
Dari hasil demo dan unjuk fungsi yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa hal yang akan dilakukan untuk percepatan pengerjaan HFNC hingga nanti dapat digunakan untuk membantu penanganan pasien Covid-19 di Indonesia.***