CEO Maskapai Penerbangan Utama Amerika Serikat AS Peringatkan 5G Dapat Mendatangkan Malapetaka Bagi Pesawat

- 18 Januari 2022, 12:00 WIB
Sebuah pesawat Southwest Airlines mendekati untuk mendarat di Bandara Internasional San Diego ketika perusahaan telekomunikasi AS, maskapai penerbangan dan FAA terus membahas dampak potensial dari layanan nirkabel 5G pada elektronik pesawat di San Diego, California, AS, 6 Januari 2022.
Sebuah pesawat Southwest Airlines mendekati untuk mendarat di Bandara Internasional San Diego ketika perusahaan telekomunikasi AS, maskapai penerbangan dan FAA terus membahas dampak potensial dari layanan nirkabel 5G pada elektronik pesawat di San Diego, California, AS, 6 Januari 2022. /Foto: REUTERS/MIKE BLAKE/

PORTAL LEBAK - Krisis penerbangan yang memicu "bencana" akan datang dalam waktu kurang dari 36 jam, ketika AT&T dan Verizon, akan menerapkan layanan 5G baru.

Hal ini diperingatkan oleh Kepala eksekutif maskapai penumpang dan kargo Amerika Serikat (AS) pada hari Senin 17 Januari 2022.

Maskapai memperingatkan bahwa layanan C-Band 5G baru, yang akan dimulai pada hari Rabu 19 Januari 2022, dapat membuat sejumlah besar pesawat berbadan lebar tidak dapat digunakan.

Baca Juga: CEO Boeing dan Airbus Kompak Protes Peluncuran Jaringan 5G ke Menteri Pete Buttigieg, Bisa Ganggu Penerbangan

"Berpotensi membuat puluhan ribu orang Amerika terdampar di luar negeri" dan menyebabkan "kekacauan" untuk penerbangan AS,". Tulis kepala eksekutif American Airlines, Delta Air Lines, United Airlines, Southwest Airlines, dan lainnya melalui surat yang dilaporkan oleh Reuters dan dikutip PortalLebak.com.

"Kecuali hub utama kami diizinkan untuk terbang, sebagian besar perjalanan publik dan pengiriman pada dasarnya akan dilarang terbang," pungkas pernyataan itu.

Administrasi Penerbangan Federal (FAA) telah memperingatkan bahwa potensi gangguan dapat memengaruhi instrumen pesawat yang sensitif.

Baca Juga: Ini yang Dilakukan Kominfo Untuk Dorong Akselerasi Jaringan 5G

Instrumen itu, seperti altimeter dan secara signifikan menghambat operasi dengan visibilitas rendah.

Aritnya, lebih dari 1.100 penerbangan dan 100.000 penumpang akan mengalami pembatalan, pengalihan, atau penundaan," bunyi surat tersebut.

Maskapai penerbangan pada Senin malam sedang mempertimbangkan apakah akan mulai membatalkan beberapa penerbangan internasional, yang dijadwalkan tiba di Amerika Serikat pada Rabu 19 Januari 2022.

Baca Juga: Curah Hujan Tinggi Puluhan Rumah di Jember Terendam Banjir

"Dengan pembatasan yang diusulkan di bandara tertentu, industri transportasi sedang mempersiapkan beberapa gangguan layanan," ujar pembuat pesawat Boeing pada Senin.

"Kami optimis bahwa kami dapat bekerja di seluruh industri dan dengan pemerintah untuk menyelesaikan solusi yang aman mengurangi dampak penundaan jadwal semaksimal mungkin," tambah pernyataan itu lagi.

Maskapai menambahkan ada tindakan mendesak, dalam surat yang juga ditandatangani oleh UPS Airlines, Alaska Air, Atlas Air, JetBlue Airways dan FedEx Express.

Baca Juga: Presiden Jokowi: Kereta Cepat Jakarta Bandung, Akan Beroperasi Juni 2023

Mereka pun menilai perdagangan negara terus terang akan terhenti dalam surat yang dikeluarkan bersama itu.

Surat juga ditujukan kepada direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Brian Deese, Sekretaris Transportasi Pete Buttigieg, Administrator FAA Steve Dickson dan Ketua Komisi Komunikasi Federal (FCC) Jessica Rosenworcel.

Airlines for America, kelompok yang mengatur surat itu, menolak berkomentar. Reuters juga mengkonfirmasi kepada instansi pemerintah yang tidak segera berkomentar.

Baca Juga: Jelang MotoGP Mandalika 18-20 Maret 2022, Kemenhub Siapkan Sarana Transportasi Termasuk Kapal Pesiar

Seperti diketahui, AT&T dan Verizon, memenangkan hampir semua spektrum C-Band dalam lelang senilai $80 miliar tahun lalu, pada 3 Januari sepakat untuk menyangga zona sekitar 50 bandara.

Tujuannya, untuk mengurangi risiko interferensi dan mengambil langkah lain untuk mengurangi potensi interferensi sinyal 5G selama enam bulan.

Mereka juga setuju untuk menunda penyebaran selama dua minggu hingga Rabu 19 Januari 2022, untuk sementara menghindari kebuntuan keselamatan penerbangan, setelah sebelumnya menunda layanan selama 30 hari.

Baca Juga: Kasus Pengeroyokan di Gunuk Semarang Akhirnya Polisi Bekuk Dua Pelaku, Begini Kronologinya

Meski telah dikonfirmasi Reuters, Verizon dan AT&T pada Senin 17 Januari 2022, menolak berkomentar tentang isi surat ini.

CEO maskapai besar dan Kepala Eksekutif Boeing Dave Calhoun mengadakan panggilan panjang dengan Buttigieg dan Dickson pada hari Minggu, untuk memperingatkan krisis yang membayangi, ungkap para pejabat kepada Reuters.

Maskapai meminta "agar 5G diterapkan di mana-mana di negara ini kecuali dalam perkiraan 2 mil (3,2 km) dari landasan pacu bandara" di beberapa bandara utama.

Baca Juga: Nekat Todong Pisau, Pemuda Berniat Mencuri Ini Dibekuk Polisi di Metland Cileungsi

"Intervensi segera diperlukan untuk menghindari gangguan operasional yang signifikan terhadap penumpang udara, pengirim, rantai pasokan, dan pengiriman pasokan medis yang dibutuhkan," kata mereka.

Maskapai menambahkan bahwa pembatasan penerbangan tidak akan terbatas pada operasi dan pada cuaca buruk saja, tapi bisa akibat dugaan intervensi frekuensi gelombang elektromagnetik.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah