TotalEnergies Tawarkan Biofuel Untuk Kapal di Singapura Mulai Tahun Depan

7 Oktober 2022, 06:39 WIB
Sebuah papan nama perusahaan TotalEnergies terlihat di sebuah pompa bensin di Bosgouet, Prancis, 5 Oktober 2022. /Foto: REUTERS/Benoit Tessier/

PORTAL LEBAK - TotalEnergies mulai menawarkan biofuel sebagai bahan bakar bunker kapal kepada pelanggannya di Singapura mulai tahun depan.

Seorang eksekutif senior di perusahaan raksasa energi Prancis ini mengatakan pada hari Kamis, saat TotalEnergies berusaha mengurangi emisinya dalam bidang jasa pengiriman.

Menurut Vice President TotalEnergies, Marine Fuels Louise Tricoire, langkah ini akan mengurangi emisi gas rumah kaca sekira 20-25 persen di bidang jasa pengiriman.

Baca Juga: India akan Bahas Krisis Ketahanan Pangan dan Energi Saat Presidensi KTT G20 Tahun Depan

"Kami akan dapat mengirimkan biofuel dengan rantai pasokan baru berbasis UCOME (minyak goreng bekas metil ester) di Singapura pada 1 Januari 2023 bagi pelanggan," ujar Tricoire, di Singapore International Bunkering Conference and Exhibition (SIBCON) 2022.

Dilansir PortalLebak.com dari Reuters, Industri pelayaran menyumbang hampir 3 persen dari emisi CO2 dunia.

Organisasi Maritim Internasional (IMO) berusaha untuk mengurangi separuh emisi gas rumah kaca industri pada tahun 2050 dari tingkat tahun 2008.

Baca Juga: Kapal Pesiar Milik Oligarki Rusia Abramovich, Lolos Sanksi Uni Eropa dan Berlabuh di Bodrum Turki

Target ini akan membutuhkan pengembangan cepat bahan bakar nol atau rendah emisi dan desain baru untuk kapal.

Pada konferensi yang sama pada hari Selasa, Cargill Inc mengatakan sedang mencoba untuk meningkatkan penggunaan biofuel kapalnya menjadi 50.000 ton pada pertengahan atau akhir tahun 2023, naik dari 12.000 ton sejak Januari.

TotalEnergy juga menginvestasikan lebih dari $4 miliar tahun ini "untuk energi terbarukan dan molekul rendah karbon baru," tambah Tricoire.

Baca Juga: Eropa Diperkirakan Krisis Energi pada Musim Dingin, Jerman Bersiap Masuk Tahap Dua Darurat Gas

Pekan lalu, TotalEnergies mengatakan akan meningkatkan belanja modalnya menjadi $14-18 miliar per tahun hingga tahun 2025 dari $13-16 miliar sebelumnya.

Dengan investasi yang menargetkan energi angin dan matahari dan penghematan energi serta kapasitas gas alam cair (LNG).

Sementara LNG adalah solusi bahan bakar bunker yang sudah ada, ini juga membuka jalan bagi industri perkapalan untuk menggunakan biometana sebagai pilihan bahan bakar gas alam yang lebih ramah lingkungan.

Baca Juga: Ikatan Cinta 6 Oktober 2022: Andin Buat Aldebaran Bangga, Ini Rahasianya

Hal ini diungkapkan Denis Bonhomme, direktur pengembangan bisnis dan penjualan global di TotalEnergies Marine Fuels, sebuah unit dari TotalEnergies.

"Sebagai permulaan, penggunaan jaminan asal di Eropa akan memungkinkan industri perkapalan untuk melakukan dekarbonisasi lebih lanjut," katan Bonhomme.

Meski demikian, Bonhomme memperkirakan volume LNG sebagai bahan bakar bunker akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2025, dan meningkat 20 kali lipat pada tahun 2030.

Baca Juga: LNG Malaysia Umumkan Keadaan Darurat Pada Pasokan ke Pelanggan

“Dalam jangka menengah, prospek permintaan LNG masih sangat positif. Untuk menjawab permintaan tersebut, TotalEnergies melakukan investasi produksi di seluruh dunia,” tambahnya.

"Dalam pandangan saya, pasokan bunker LNG tidak menjadi masalah, karena pasar bunker LNG menyumbang sekitar 1-3 persen dari pasar LNG global," nilai Bonhomme.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler