SKK Migas: Sektor Hulu Migas Diyakini Masih Penting di Era Transisi Energi

- 20 September 2023, 12:10 WIB
Pembukaan
Pembukaan /Foto: Portal Leba/Dwi Christianto/

Pada tahun 2050, konsumsi minyak diperkirakan meningkat 139%, sedangkan konsumsi gas diperkirakan meningkat 298%. Dukungan investasi diperlukan agar kegiatan eksplorasi dan pengembangan migas dapat dilakukan secara besar-besaran. Lingkungan investasi di sektor hulu migas terus membaik melalui insentif dan perubahan kebijakan fiskal.

SKK Migas menjelaskan, banyak upaya perbaikan lingkungan investasi hulu migas mulai membuahkan hasil. Sejak tahun 2021, investasi hulu migas terus meningkat.

Baca Juga: Kelompok Pedagang Kaki Lima Balong Rancalentah Temui Wakil Bupati Lebak, Kumbara: Kita ingin Diakui

Pada tahun 2022, investasi hulu migas mencapai 12,3 miliar USD, meningkat 13% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini tercatat 5% lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan investasi global.

Sementara itu, pada tahun 2023, investasi hulu migas diperkirakan mencapai $15,5 miliar, naik 26 persen dibandingkan tahun lalu. Target ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan investasi global (6,5 persen) dan rencana jangka panjang (LTP). Sementara SKK Migas sebelumnya mematok target sebesar 13 miliar USD.

Selain itu, SKK Migas terus berupaya meningkatkan produksi migas dalam negeri, khususnya gas bumi. Gas alam berperan penting sebagai sumber energi primer dalam transisi menuju energi ramah lingkungan dengan mencapai target net zero emisi (NZE) pada tahun 2060. Gas alam juga diperlukan sebagai bahan baku industri seperti baja dan keramik, pupuk, petrokimia dan industri lainnya.

Baca Juga: Dua Striker Feyenoord Absen Lawan Celtic di Laga Perdana Grup E Liga Champions, Arne Slot Siapkan Pemain Sayap

Di sisi lain, SKK Migas juga menyampaikan bahwa upaya mencapai target produksi gas sebesar 12 BSCFD juga memerlukan dukungan infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia.

Ketersediaan infrastruktur yang dapat menjangkau seluruh wilayah memungkinkan penyerapan gas bumi yang dihasilkan ladang migas Indonesia dapat dilakukan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan nasional.

Selain itu, SKK Migas juga mengungkapkan beberapa proyek strategis nasional diperkirakan sudah mulai berproduksi sebelum tahun 2030, yaitu Tangguh Train 3, Indonesia Deepwater Development (IDD) dan Abadi Masela.

Halaman:

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x