Gencatan Senjata di Tambang Tembaga Las Bambas Peru Berakhir, Tidak Ada Kesepakatan Terjadi

22 Juli 2022, 13:11 WIB
Anggota masyarakat adat kamp Huancuire dekat tambang tembaga Las Bambas sebagai bagian dari protes menuntut tanah yang mereka sebut tanah leluhur, untuk dikembalikan ke masyarakat, di Apurimac, Peru. Gambar diambil 9 Mei 2022 dengan drone. /Foto: REUTERS/ANGELA PONCE/

PORTAL LEBAK - Enam masyarakat adat Peru yang memprotes tambang tembaga Las Bambas MMG Ltd, menyatakan tidak ada kesepakatan setelah satu bulan penuh pembicaraan.

Sehingga akhirnya gencatan senjata yang genting berakhir, pada Kamis 21 Juli 2022, tanpa kesepakatan dan langkah selanjutnya yang jelas.

Kelompok-kelompok pribumi Peru awal tahun 2022 ini melakukan protes paling sengit dalam sejarah Las Bambas milik Cina.

Baca Juga: Budiman Sudjatmiko Soroti Solusi Tambang Rakyat Bersama APRI dan Komandan, Berikut Bahasannya

Mereka memaksa tambang untuk menangguhkan operasi selama lebih dari sebulan sebelum menyetujui gencatan senjata 30 hari pada bulan Juni 2022.

Masyarakat, pemerintah dan perusahaan membahas perpanjangan gencatan senjata selama satu bulan lagi selama pertemuan yang berlangsung hingga Kamis malam.

Dilansir PortalLebak.com dari Reuters, kelompok-kelompok penduduk lokal akhirnya menolak menandatangani kesepakatan apa pun.

Baca Juga: Tambang Pasir Minim Pengawasan Aparat, Sawah Alami Pendangkalan dan Petani Merugi

Hasilnya membuat Las Bambas, salah satu tambang tembaga terbesar di dunia, dalam gejolak dan hadapi kemungkinan protes baru yang sekali lagi dapat mengganggu operasinya.

"Di komunitas saya, tidak ada kemajuan," kata Romualdo Ochoa, Presiden komunitas Huancuire, yang menentang rencana perluasan Las Bambas ke wilayahnya. "Ini mengecewakan."

Masyarakat adat mengatakan Las Bambas belum memenuhi semua komitmennya dengan mereka dan juga mengatakan bahwa perusahaan gagal memberi mereka keuntungan finansial.

Baca Juga: Tahun Depan Presiden Joko Widodo Larang Ekspor Semua Bahan Baku Tambang Demi Hilirisasi Industri

Eksekutif Las Bambas Ivo Zhao mengatakan pada pertemuan itu, bahwa perusahaan bersedia untuk melanjutkan pembicaraan.

"Perlu untuk melanjutkan negosiasi," kata Zhao.

Tetap menjaga Las Bambas tetap beroperasi juga penting bagi Peru, yang merupakan produsen tembaga No. 2 dunia dan bergantung pada pertambangan untuk masukan signifikan dari pendapatan pajaknya.

Penangguhan operasi di Las Bambas, serta penangguhan terpisah di tambang Cuajone Southern Copper Corp tahun ini, telah membebani ekonomi Peru.

Baca Juga: Rekaman Kamera Pengawas CCTV di Rumah Irjen Ferdy Sambo Diduga IPW Sudah Tidak Asli

Pemerintah Peru berada di bawah tekanan untuk memenuhi ekspektasi pertumbuhan ekonomi karena penurunan harga komoditas dan khawatir soal resesi di seluruh dunia.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler