Brasil Capai Rekor 100.000 Kasus Covid-19 sehari, Presiden Bolsonaro Tertekan

- 26 Maret 2021, 13:11 WIB
Penggali kubur pasien Covid-19 mengenakan pakaian pelindung diri di pemakanan Vila Formosa, di Kota Sao Paulo, Brazil, (25/3/2021).
Penggali kubur pasien Covid-19 mengenakan pakaian pelindung diri di pemakanan Vila Formosa, di Kota Sao Paulo, Brazil, (25/3/2021). /Foto: REUTERS/AMANDA PEROBELLI/

PORTAL LEBAK - Brasil pada Kamis 25 Maret 2021, mencatat rekor 100.158 kasus virus korona (Covid-19) baru dalam 24 jam.

Data tersebut dikeluarkan Kementerian Kesehatan Brazil. Ini sekaligus menggarisbawahi, bahwa skala wabah Covid-19, bak bola salju yang menjadi krisis politik besar bagi Presiden Brazil Jair Bolsonaro.

Bersamaan dengan rekor beban kasus itu, terdapat pula lebih dari 2.777 kematian karena Covid-19. Data terungkap, sehari setelah Brasil mengumumkan telah melampaui 300.000 kematian akibat pandemi, jumlah kematian terburuk di dunia, setelah Amerika Serikat.

Baca Juga: Setelah Jatuh Lompat Ski Secara Tragis, Ini Kondisi Sang Atlet

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 26 Maret 2021: Angga Berhasil Jalani Misinya, Pak Sumarno Mengaku?

Wabah Covid-19 di Brasil mencetak rekor mingguan tertinggi, karena pelaksanaan vaksin yang tidak merata, kurangnya koordinasi nasional dan varian baru Covid-19 yang menular.
Para kritikus, termasuk anggota parlemen senior yang memiliki hubungan dengan presiden, semakin menyalahkan Bolsonaro atas penanganan pandemi yang dilakukannya.

Dia telah menuai kritik tajam atas upayanya yang melaksanakan isolasi wilayah (lockdown-Red), sehingga menuai cemoohan dan menyebakan keraguan atas pelaksanaan vaksinasi, seperti yang Reuters laporkan dan dikutip oleh PortalLebak.com, Jumat 26 Maret 2021.

Bolsonaro juga desakan yang meningkat untuk menggantikan Menteri Luar Negeri Ernesto Araujo, karena dinilai gagal dalam menangani Covid-19 di Brazil. Ketua Senat Rodrigo Pacheco menyatakan, pada Kamis bahwa kebijakan luar negeri Brasil harus diperbaiki, tergantung pada Presiden Bolsonaro dia akan menggantikan Araujo.

Baca Juga: Meski Lonjakan Imigran Anak-Anak Tinggi Pemerintahan Joe Biden Tak Mengusir Mereka

Baca Juga: Amalan dan Keutamaan di Bulan Syaban yang Penuh Ampunan

Padahal Araujo merupakan sekutu ideologis dekat presiden Brazil. Araujo juga telah mengkritik atas penolakannya presiden terhadap tawaran bantuan vaksin dari China dan malah bertahan untuk mendapatkan dosis vaksin dari persediaan Amerika Serikat.

Sumber yang dekat dengan presiden mengatakan kepada Reuters, bahwa Bolsonaro lebih suka tidak kehilangan Araujo, seorang pendukungnya yang diakui mantan Presiden AS Donald Trump, meski tetap berpihak dengan Gedung Putih dengan Presiden baru AS Joe Biden.

Namun sumber yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan Araujo tidak tegas. Sehingga sumber lainnya, mengatakan presiden Brazil itu kemungkinan besar akan mengganti Araujo.

Baca Juga: Habib Rizieq Datang, Pengacara Protes Karena Dilarang Masuk PN Jakarta Timur

Baca Juga: Jadwal dan Niat Puasa Nisfu Sya'ban 2021

Bolsonaro, berjanji untuk meningkatkan dorongan inokulasi di negara itu, menargetkan 1 juta dosis harian, dibandingkan dengan sekitar 350.000 per hari, selama seminggu terakhir.

Selain itu, Menteri Ekonomi Brazil Paulo Guedes menyarankan agar sektor swasta dapat membantu mempercepat imunisasi dengan membeli persediaan dan menyumbangkannya kepada pemerintah. Tidak jelas apakah gagasan itu dapat direalisasikan di tengah pasar global, yang ketat untuk ketersediaan vaksin.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah