Belajar Dari India, Jangan Lengah dan Sepelekan Inveksi Covid-19

- 25 April 2021, 15:47 WIB
Seorang pasien menderita akibat terinfeksi Covid-19 menunggu perawatan di pusat kesehatan di rumah sakit Teg Bahadur, terungkap penyebaran virus korona yang masif di kota New Delhi, India, (23/04/2021).
Seorang pasien menderita akibat terinfeksi Covid-19 menunggu perawatan di pusat kesehatan di rumah sakit Teg Bahadur, terungkap penyebaran virus korona yang masif di kota New Delhi, India, (23/04/2021). /Foto: REUTERS/DANISH SIDDIQUI/

PORTAL LEBAK - Pemerintah federal India pada bulan Februari 2021, telah menyatakan telah mengalahkan virus korona atau Covid-19.

Pakar kesehatan setempat menilai, pemerintah dan rakyat India telah menjadi terlena saat musim dingin, ketika kasus baru Covid-19 tercatat sekitar 10.000 per hari dan tampaknya terkendali.

Pihak berwenang di bidang kesehatan pun mencabut aturan pembatasan pertemuan dan protokol kesehatan secara ketat, sehingga hal ini memungkinkan dimulainya kembali pertemuan besar.

Baca Juga: PSS Sleman Jawara Ketiga di Piala Menpora 2021, Setelah Kalahkan PSM Makassar

Padahal, pihak atau beberapa pakar kesehatan Inda, telah mengatakan bahwa keputusan pemerintah itu, bisa memunculkan varian virus (Covid-19) yang lebih berbahaya yang menyebar melalui India.

Seperti diketahui, seperti PortalLebak.com kutip dari Reuters, Minggu 25 April 2021, India adalah negara terpadat kedua di dunia dan orang-orang tinggal dalam suasana pemukiman yang berdekatan dalam satu lingkungan rumah.

"Kepuasan sesaat, ini seperti memegang topeng dan jika anda menjaga jarak fisik mungkin memainkan peran. Tampaknya semakin mungkin gelombang kedua ini (Covid-19) telah dipicu oleh strain yang jauh lebih ganas," tulis Profesor Kesehatan Global di Harvard Medical School, Vikram Patel, di Indian Express.

Baca Juga: Situasi 'Tsunami' inveksi Virus Korona di India, Banyak Rumah sakit menolak pasien Covid-19

Para ahli mengatakan satu-satunya cara India dapat membalikkan keadaan adalah dengan meningkatkan vaksinasi dan memberlakukan penguncian ketat (lockdown-Red) di kawasan yang disebut zona merah infeksi tinggi.

Halaman:

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x