Amerika Serikat telah mengesampingkan pengiriman pasukan untuk memerangi Rusia dan para pejabat telah menyuarakan keprihatinan tentang meningkatnya ketegangan lebih lanjut antara dua kekuatan nuklir terbesar dunia.
"Zona larangan terbang akan membutuhkan implementasi," kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Amerika Serikat, Jen Psaki kepada wartawan.
Baca Juga: Seorang Bayi Meninggal: Susu Formula Merk Similac, Ditarik Oleh Produsennya Abbott
Langkah semacam itu membutuhkan "pengerahan militer AS dalam penegakkannya, yang akan menjadi berpotensi menimbulkan konflik langsung, dan berpotensi perang dengan Rusia, merupakan sesuatu yang tidak kami rencanakan untuk menjadi bagian darinya."
Negara-negara Barat, bersatu mengutuk serangan Rusia, memukul dengan sanksi, menargetkan Presiden Vladimir Putin dan orang kepercayaannya.
Tetapi Putin tidak menunjukkan tanda-tanda mempertimbangkan kembali invasi yang dia lakukan terhadap Ukraina, Kamis lalu.
Baca Juga: Cek Bansos Sembako Dibayarkan Tunai Rp600 ribu di PT Pos, Bagi Warga Kabupaten Lebak Banten
Termasuk dalam upaya untuk menggambar ulang peta keamanan Eropa dan menarik Ukraina dengan kuat menjadi sekutu Rusia.
Pemimpin Rusia menempatkan pasukan nuklir Rusia dalam siaga tinggi pada hari Minggu, meskipun seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan Washington masih belum melihat "gerakan berarti" setelah pengumuman Putin.
Ditanya di Gedung Putih pada hari Senin apakah orang Amerika harus khawatir tentang perang nuklir, Presiden AS Joe Biden mengatakan: "Tidak."