Rusia Melancarkan Serangan Habis-habisan dan Kepung Pasukan Ukraina di Timur

- 25 Mei 2022, 06:00 WIB
Anggota dinas pasukan pro-Rusia mengendarai tank selama konflik Ukraina-Rusia di Wilayah Donetsk, Ukraina 22 Mei 2022. Tulisan di tank tersebut berbunyi: "Rusia".
Anggota dinas pasukan pro-Rusia mengendarai tank selama konflik Ukraina-Rusia di Wilayah Donetsk, Ukraina 22 Mei 2022. Tulisan di tank tersebut berbunyi: "Rusia". /Foto: REUTERS/ALEXANDER ERMOCHENKO/

PORTAL LEBAK - Pasukan Rusia melancarkan serangan habis-habisan pada hari Selasa 24 Mei 2022, untuk mengepung pasukan Ukraina di kota kembar.

Wilayah yang melintasi sungai di timur Ukraina, pertempuran yang dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan kampanye utama Moskow di timur.

Keputusan ini diambil, tepat 3 bulan setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukan ke Ukraina.

Baca Juga: Perang Rusia Ukraina Picu Kenaikan Inflasi, Sri Mulyani Sebut Dunia Berencana Menaikan Suku Bunga

Sementara itu, pihak berwenang Ukraina, di kota terbesar kedua Kharkiv membuka kembali metro bawah tanah, tempat ribuan warga sipil berlindung selama berbulan-bulan di bawah pengeboman tanpa henti.

Langkah tersebut mencerminkan keberhasilan militer terbesar Ukraina dalam beberapa pekan terakhir.

Ini juga mendorong pasukan Rusia sebagian besar keluar dari jangkauan artileri Kharkiv, seperti yang mereka lakukan dari ibukota Kyiv pada Maret.

Baca Juga: Parlemen Ukraina Melarang Simbol Perang yang Disebar Pasukan Rusia

Seperti dikutip PortalLebak.com dari Reuters, pertempuran yang menentukan dari fase terakhir perang masih berkecamuk lebih jauh ke selatan.

Moskow berusaha untuk merebut wilayah Donbas dari dua provinsi timur, Donetsk dan Luhansk, dan menjebak pasukan Ukraina di front timur utama.

"Situasi di front (timur) sangat sulit karena nasib negara ini mungkin sedang diputuskan (di sana) sekarang," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Ukraina Oleksandr Motuzyanyk.

Baca Juga: Pejuang Ukraina di Mariupol Menyerah ke Rusia, Tapi Nasib Mereka Tidak Menentu

Bagian paling timur dari kantong Donbas yang dikuasai Ukraina, kota Sievierodonetsk di tepi timur sungai Siverskiy Donets dan kembarannya Lysychansk di tepi barat.

Kawawan ini, telah menjadi medan perang penting di sana, dengan pasukan Rusia maju dari tiga arah untuk mengepung mereka.

"Musuh telah memfokuskan upayanya untuk melakukan serangan untuk mengepung Lysychansk dan Sievierodonetsk," kata Serhiy Gaidai, gubernur provinsi Luhansk.

Baca Juga: Weverse Dikiritik Netizen KPop Karena Merchandise KPop 'MUSTER' BTS Dinilai Kurang Kontrol

Kedua kota itu termasuk wilayah terakhir yang masih dipegang oleh Ukraina, dia menambahkan ada sekitar 15.000 orang yang tinggal di sana.

"Intensitas kebakaran di Sievierodonetsk telah meningkat beberapa kali, mereka hanya menghancurkan kota," katanya di TV.

Pasukan Rusia menguasai tiga kota di wilayah Donetsk termasuk Svitlodarsk, kata gubernur regional Pavlo Kyrylenko kepada afiliasi lokal Radio Free Europe/Radio Liberty.

Baca Juga: Penahan Air Laut Jebol, Daerah Tanjung Emas Semarang Banjir Rob Lebih dari 1 Meter

Svitlodarsk terletak 80km barat daya dari Sievirodonetsk. Lebih jauh ke barat di Slovyansk, salah satu kota Donbas terbesar yang masih di tangan Ukraina.

Sirene serangan udara meraung pada hari Selasa tetapi jalan-jalan masih sibuk, dengan pasar penuh, anak-anak mengendarai sepeda dan musisi jalanan bermain biola di supermarket.

Tiga bulan dalam perang yang beberapa ahli Barat prediksikan Rusia akan menang dalam beberapa hari, Moskow masih memiliki keuntungan terbatas untuk menunjukkan kerugian militer terburuk dalam beberapa dekade.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Cek Kembali Tanggul Jebol yang Sebabkan Banjir Rob di Semarang

Sementara sebagian besar Ukraina telah menderita kehancuran. Sekitar 6,5 juta orang telah melarikan diri ke luar negeri, ribuan yang tak terhitung jumlahnya telah terbunuh dan kota-kota telah menjadi puing-puing.

Perang juga memiliki konsekuensi internasional yang besar, termasuk meningkatnya kekurangan pangan dan melonjaknya harga.

Ini disebabkan sanksi terhadap Rusia dan rantai pasokan terganggu. Baik Ukraina maupun Rusia adalah pengekspor utama biji-bijian dan komoditas lainnya.

Baca Juga: Banjir 1 meter Rendam 11 Desa di Malinau Utara Kalimantan Utara

Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen menuduh Rusia menggunakan pasokan makanan sebagai senjata dengan dampak global.

Sebelumnya, dia telah menyerukan pembicaraan dengan Moskow untuk membuka ekspor gandum yang sekarang terjebak di Ukraina.

Miliarder pemodal George Soros, juga berbicara di Davos, mengatakan invasi Rusia ke Ukraina mungkin telah menandai dimulainya Perang Dunia Ketiga.

Baca Juga: Korupsi Dana Desa Rp743 Juta Kades Kabandungan Diborgol Petugas Kejari

"Cara terbaik dan mungkin satu-satunya untuk melestarikan peradaban kita adalah mengalahkan Putin sesegera mungkin," katanya.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah