Amerika Serikat Buat Marah China, Setelah Deal Jual Senjata Senilai $1,1 Miliar ke Taiwan

- 3 September 2022, 11:30 WIB
Awak angkatan udara mengangkat rudal udara-ke-udara AIM-9 Sidewinder untuk dimuat ke pesawat tempur Northrop F-5 selama latihan militer di Pangkalan Udara Zhi-Hang di Taitung.
Awak angkatan udara mengangkat rudal udara-ke-udara AIM-9 Sidewinder untuk dimuat ke pesawat tempur Northrop F-5 selama latihan militer di Pangkalan Udara Zhi-Hang di Taitung. /Foto: REUTERS/TYRONE SIU/

Baca Juga: Foto 'Bocoran' Terbaru Soal Hubugan Idola KPop V BTS dan Jennie BLACKPINK Diedit, Ini Buktinya

Kementerian pertahanan Taiwan mengucapkan terima kasih, dan menyatakan kegiatan "provokatif" China baru-baru ini adalah ancaman serius dan penjualan senjata akan membantunya menghadapi tekanan militer China.

“Pada saat yang sama, itu juga menunjukkan bahwa itu akan membantu negara kita memperkuat kemampuan pertahanannya secara keseluruhan dan bersama-sama menjaga keamanan dan perdamaian Selat Taiwan dan kawasan Indo-Pasifik,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Rupert Hammond-Chambers, presiden Dewan Bisnis AS-Taiwan, mengatakan organisasinya menentang apa yang disebutnya "pendekatan terbatas" untuk penjualan senjata ke Taiwan.

Baca Juga: Dulur Ganjar Pranowo: Survei Lembaga Politik Beredar Luas, Ini Prediksi Paslon Capres/Cawapres Tunggal 2024

“Seperti yang ditunjukkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) (Tiongkok) baru-baru ini dalam blokade tiruannya, pulau itu menghadapi berbagai ancaman yang membutuhkan berbagai kemampuan," kata Hammond-Chambers dalam sebuah pernyataan.

"Untuk menolak kemampuan pulau itu untuk memasang pertahanan penuh, seiring waktu, menciptakan celah baru dalam pertahanan Taiwan yang dapat dieksploitasi PLA," nilainya.

Kontraktor utama untuk rudal Harpoon adalah Boeing Co. Raytheon adalah kontraktor utama untuk Sidewinders dan program radar.

Baca Juga: Petenis Corentin Moutet Buat Sejarah di Kejuaraan Tenis US Open, Dijuluki Pecundang yang Beruntung

Taipei mengatakan bahwa karena Republik Rakyat China tidak pernah memerintah pulau itu, maka tidak ada hak untuk mengklaimnya.***

Halaman:

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x