Amerika Serikat Kutuk 'Kejahatan Perang' Usai Serangan Pesawat Tak Berawak Rusia yang Menghantam Kota Kyiv di

- 18 Oktober 2022, 12:33 WIB
Petugas pemadam kebakaran membantu wanita setempat mengungsi dari sebuah bangunan tempat tinggal yang dihancurkan oleh serangan pesawat tak berawak Rusia, yang oleh otoritas setempat dianggap sebagai kendaraan udara tak berawak (UAV) Shahed-136 buatan Iran, di tengah serangan Rusia di Ukraina.
Petugas pemadam kebakaran membantu wanita setempat mengungsi dari sebuah bangunan tempat tinggal yang dihancurkan oleh serangan pesawat tak berawak Rusia, yang oleh otoritas setempat dianggap sebagai kendaraan udara tak berawak (UAV) Shahed-136 buatan Iran, di tengah serangan Rusia di Ukraina. /Foto: REUTERS/STRINGER/

"Kami akan terus membebankan biaya pada Rusia, meminta pertanggungjawaban mereka atas kejahatan perangnya."

PORTAL LEBAK - Amerika Serikat akan meminta pertanggungjawaban atas "kejahatan perang" yang dilakukan Rusia.

Gedung Putih menyatakan pada Senin, 17 Oktober 2022, beberapa jam setelah Rusia menyerang kota-kota Ukraina dengan pesawat tak berawak, pada jam sibuk di pagi hari.

Sedikitnya empat orang tewas di sebuah gedung apartemen di Kyiv dan serangan ini dikutuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.

Baca Juga: Garda Nasional Tangkap Warga Zaporozhye karena Lakukan Spionase Terhadap Militer Rusia untuk Intelijen Ukraina

Melalui pidato video Senin malam, Zelenskiy menyatakan akan ada lebih banyak serangan. "Saat ini, ada serangan drone baru Rusia. Ada (drone) yang ditembak jatuh."

Kantor berita Interfax Ukraina mengungkapkan pengguna Telegram telah melaporkan ledakan di kota Fastiv di luar Kyiv, serta di pelabuhan selatan Odesa.

Pasukan Rusia juga menargetkan infrastruktur di seluruh Ukraina dalam gelombang kedua serangan udara dalam seminggu.

Baca Juga: Ukraina Bersumpah Perkuat Angkatan Bersenjatanya, Setelah Serangan Udara Rudal Rusia

Seperti serangan pertama di pagi hari dengan orang-orang pergi bekerja dan sekolah. Tentara Ukraina melepaskan tembakan ke udara mencoba menembak jatuh drone setelah ledakan mengguncang ibukota Kyiv pada Senin pagi.

Sebuah roket anti-pesawat terlihat melesat ke langit pagi, diikuti oleh ledakan dan nyala api oranye, saat penduduk berlomba-lomba mencari perlindungan.

Sekretaris pers Presiden AS Joe Biden, Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan bahwa Gedung Putih "mengutuk keras serangan rudal Rusia hari ini".

Baca Juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Tuduh Ukraina Terkait Ledakan di Jembatan Krimea, Dia Sebut Ini Aksi Terorisme

Dia juga mengatakan serangan itu "terus menunjukkan kebrutalan Presiden Rusia Vladimir Putin".

Bantuan militer baru senilai $725 juta untuk Ukraina Jumat lalu, sebagai bentuk dukungan kepada rakyat Ukraina, selama diperlukan.

"Kami akan terus membebankan biaya pada Rusia, meminta pertanggungjawaban mereka atas kejahatan perangnya."

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Meroket, SKK Migas Agresif Tingkatkan Produksi Hulu Migas

Seorang wanita hamil termasuk di antara empat orang yang tewas dalam serangan terhadap bangunan tempat tinggal itu, kata Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko. Menteri Dalam Negeri Ukraina Denys Monastyrskyi mengatakan ada kematian di kota-kota lain tetapi tidak memberikan jumlah korban penuh.

Asap hitam keluar dari jendela gedung apartemen Kyiv dan pekerja layanan darurat bekerja keras untuk memadamkan api.

Drone 'BUNUH DIRI'

Ukraina mengatakan serangan itu dilakukan oleh "drone bunuh diri" buatan Iran, yang terbang ke sasaran mereka dan meledak.

Baca Juga: Ikatan Cinta 17 Oktober 2022: Aldebaran Rasakan Betapa Kehilangan Andin, Jika Tak Bersamanya

Amerika Serikat, Inggris dan Prancis sepakat bahwa Iran yang memasok drone ke Rusia akan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendukung kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan.

Iran pada hari Senin tetap menyangkal bahwa mereka telah memasok drone ke Rusia, sementara Kremlin belum berkomentar.

Gedung Putih, dikutip PortalLebak.com dari Reuters, menuduh Iran berbohong ketika mengatakan drone Iran tidak digunakan oleh Rusia di Ukraina.

Baca Juga: Ini Alasan Pemuda Batak Bersatu datangi PN Jakarta Selatan Saat Ferdy Sambo Disidang

Diminta komentar, misi Iran untuk PBB mengulangi pernyataan yang dikeluarkan oleh pemerintah pada hari Jumat yang mengatakan mendukung penegakan Piagam PBB dan upaya PBB untuk menemukan solusi damai untuk konflik di Ukraina.

Beberapa menteri luar negeri Uni Eropa pada hari Senin menyerukan sanksi terhadap Iran atas pengiriman drone ke Rusia.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah