Jepang Berkomitmen Bantu ASEAN di Enam Bidang Konektivitas, Nilai Proyek Diperluas Hampir Rp300 Triliun

- 11 September 2023, 21:06 WIB
Roket H-IIA yang membawa pendarat bulan milik badan antariksa nasional diluncurkan di Pusat Antariksa Tanegashima di pulau Tanegashima, Jepang bagian barat daya pada foto yang diambil oleh Kyodo pada 7 September 2023.
Roket H-IIA yang membawa pendarat bulan milik badan antariksa nasional diluncurkan di Pusat Antariksa Tanegashima di pulau Tanegashima, Jepang bagian barat daya pada foto yang diambil oleh Kyodo pada 7 September 2023. /Kyodo / via REUTERS

PORTAL LEBAK - Rangkaian pertemuan puncak Konferensi Tingkat Tinggi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara ke-43 (KTT ASEAN) telah berakhir.

Rangkaian acara yang keseluruhan berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, itu menghasilkan sejumlah kesepakatan penting (key deliverables), di antaranya adalah terkait konektivitas.

Key deliverables sejalan dengan tema yang diusung ASEAN, yakni 'ASEAN Matters, Epicentrum of Growth', negara anggota ASEAN berupaya menjadikan kawasan sebagai tempat yang relevan dan penting bagi masyarakat.

Baca Juga: Gempa Dahsyat Landa Maroko, Lebih dari 800 Orang Tewas

Sehingga konektivitas menjadi isu yang semakin relevan terhadap kepentingan masyarakat seiring dengan meningkatnya lalu lintas orang dan barang di dalam maupun di luar kawasan.

Selain itu, konektivitas dinilai dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, sejalan dengan keinginan negara-negara ASEAN yang menginginkan kawasan ini sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.

Dilansir PortalLebak.com dari ANTARA, Jepang menyampaikan dukungannya kepada negara-negara ASEAN melalui Inisiatif Konektivitas Komprehensif Jepang-ASEAN.

Baca Juga: Presiden Jokowi: ASEAN Harus Lebih Kompak dan Gesit, Wujudkan Pusat Pertumbuhan di Kawasan

"Jadi, Perdana Menteri Kishida berupaya memperluas area kerja sama, terutama dalam konteks konektivitas," kata Juru Bicara Kabinet Jepang, Shikata Noriyuki, dalam arahannya, dikutip dari ANTARA, 11 September 2023.

Pada dasarnya kerja sama dalam hal konektivitas antara ASEAN dengan Jepang telah berjalan.

Namun begitu, dalam pengumuman inisiatif konektivitas yang disampaikan dalam Forum ASEAN-Indo-Pasifik (AIPF), Jepang ingin memperluas area kerja samanya menjadi lebih komprehensif.

Baca Juga: Belanda dan Denmark Mengirim Jet Tempur F-16 Untuk Bantu Ukraina Lawan Rusia

Di mana kerja sama tersebut mencakup seluruh bidang konektivitas, baik terkait konektivitas infrastruktur hingga konektivitas antar masyarakat di kawasan.

"Sudah ada proyek yang telah berjalan atau rencana utamanya. Dan, kami berharap dapat mempercepat proses ini dan menghasilkan strategi komprehensif bagi kerja sama (ASEAN-Jepang)," beber Shikata.

Infrastruktur dan transportasi adalah dua bidang utama inisiatif di antara enam bidang inisiatif konektivitas ASEAN-Jepang.

Baca Juga: Kapolri: Pertemuan Menteri ASEAN Bahas Kejahatan Transnasional, Cegah Tindak Pidana Perdagangan Orang TPPO

Jepang yang saat ini dikenal lebih maju dalam bidang infrastruktur dan transportasi berupaya memfasilitasi lalu lintas orang dan barang di negara kawasan. Tak heran jika Jepang dijuluki negeri sejuta stasiun.

Jepang ingin mendorong kemajuan pembangunan infrastruktur jalan, pelabuhan, rel kereta api, hingga bandar udara, sehingga masyarakat di kawasan menjadi terhubung satu sama lain.

Proyek yang sudah dilakukan pemerintah Jepang itu telah diperluas hingga bernilai 2,8 triliun yen, atau sekitar Rp290,5 triliun.

Baca Juga: Kru Terpaksa Melompat ke Laut Lepas Saat Kapal Kargo yang Membawa 3000 Mobil Terbakar di Perairan Belanda

Proyek-proyek yang akan dikembangkan dalam kerja sama pembangunan infrastruktur di antaranya, proyek kereta bawah tanah metro di Manila, proyek pembangunan kereta api perkotaan di Ho Chi Minh, dan proyek sistem transportasi massal di Bangkok.

Tak ketinggalan kerja sama perencanaan, pembangunan, dan pengolahan perkeretaapian berkelanjutan di Malaysia, pembangunan Pelabuhan Patimban dan perluasan pembangunan moda raya terpadu (MRT) di Jakarta, proyek pembangunan terminal kontainer baru di Pelabuhan Sihanoukville di Laos.

Selain menciptakan kerja sama pembangunan infrastruktur, Jepang juga ingin bekerja sama dengan terus menyediakan teknologi dan pengetahuan dari Jepang.

Baca Juga: Kepolisian Dubai Selamatkan Pekerja Migran Indonesia Asal Cianjur yang Terjerat Prostitusi

Lebih lanjut, bidang konektivitas lain yang menjadi fokus kerja sama Jepang-ASEAN adalah terkait konektivitas digital.

Di bidang konektivitas digital ini Jepang ingin mempromosikan digitalisasi dan memperkuat konektivitas regional menggunakan teknologi digital, dan juga berkontribusi terhadap keamanan dunia maya.

Negara Jepang terdiri dari beberapa kepulauan dan terletak di ujung timur Asia berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik membuat negeri matahari terbit itu berkemas menjadi negara maritim termaju di dunia.

Baca Juga: Retno Marsudi Sindir Junta Militer Myanmar yang Ingin Bawa Senjata Nuklir ke Kawasan Asia Tenggara

Kerja sama di bidang kemaritiman inilah yang hendak Jepang bangun bersama ASEAN. Kerja sama maritim dinilai sebagai elemen penting dalam memperkuat konektivitas Jepang-ASEAN melalui kelautan.

Nantinya Jepang akan membantu negara-negara ASEAN meningkatkan kapasitas penegakan hukum maritim melalui program pelatihan dan pemberian kapal patroli untuk badan penjaga pantai dan polisi maritim.

Bidang kerja sama lain yaitu terkait ketahanan rantai pasokan barang dan pangan. Isu ini tak kalah penting ketika dunia saat ini menghadapi situasi pasca-pandemi Covid-19 dan agresi Rusia ke Ukraina yang telah memperburuk kondisi ekonomi dunia.

Baca Juga: Jemaah Indonesia Diminta Jangan Lakukan Aktivitas Berat Jelang Puncak Haji 2023, Kemenag: Ibadah di Hotel Saja

Jepang mengupayakan kontribusinya untuk mendorong ketahanan rantai pasokan di kawasan ASEAN dan berusaha membantu memulihkan perekonomian yang mampu menahan krisis.

Bidang kerja sama yang kelima yaitu terkait konektivitas listrik sehubung dengan cepatnya pertumbuhan ekonomi negara kawasan saat ini, sementara permintaan untuk daya listrik dipastikan akan terus meningkat.

Jepang hadir kepada ASEAN menawarkan pasokan listrik yang stabil melalui peningkatan konektivitas listrik melalui penyusunan rencana induk dan program pelatihan.

Baca Juga: Ukraina dan Rusia Saling Bertukar Tahanan Perang yang Totalnya Hampir 200 Orang

Terakhir adalah inisiatif konektivitas antarmanusia dan pengetahuan menjadi fokus kerja sama keenam Jepang-ASEAN.

Inisiatif ini dilandasi oleh visi ASEAN membangun masyarakat. Dan Jepang menilai pembangunan masyarakat adalah pada manusia itu sendiri dan pengetahuan yang mereka peroleh.

Jepang mendorong pembinaan sumber daya manusia (SDM) melalui program pertukaran dan pelatihan di berbagai bidang.

Kerja sama tersebut juga akan dilakukan Jepang dengan memperkuat jaringan masyarakat di Jepang dan negara-negara ASEAN.

Baca Juga: Kedutaan Iran Dibuka Lagi di Arab Saudi, Untuk Pertama Kalinya Sejak 7 Tahun Terakhir

Dalam hal ini, Jepang akan mendorong proyek peningkatan kapasitas bagi 5.000 individu selama 3 tahun ke depan.

Melalui promosi kerja sama teknis dan penguatan jaringan dengan negara-negara ASEAN, Jepang pada akhirnya berharap dapat tumbuh bersama ASEAN.

"Kami berharap dapat membangun masa depan di mana Jepang dan ASEAN dapat bersama-sama menciptakan nilai-nilai sosial baru," kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.***

Editor: Jefry Agustinus Alexander B

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x