Erdogan Kembali Datang ke Athena dengan Ide Kembangkan Energi Nuklir Bersama di Sinop

- 9 Desember 2023, 14:30 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. / ANTARA/Anadolu Agency/am./

PORTAL LEBAK - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, berniat memanfaatkan uranium dengan mengajak Yunani mengembangkan energi nuklir bersama-sama, yang disambut hangat oleh Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis.

Niat Presiden Erdogan tersebut disampaikannya pada pertemuan bilateral antara Turki dan Yunani di Athena, dengan membawa sejumlah menterinya ke Athena.

Erdogan menganggap kerja sama pengembangan nuklir sebagai pembangkit listrik di wilayah utara Turki akan menjadi langkah awal perbaikan hubungan kedua negara di masa yang akan datang.

Baca Juga: Militer Rusia Kembali Berupaya Rebut Avdiivka dari Gengaman Ukraina Meski Telah Korbankan Banyak Pasukan

Melansir dari ANTARA, dalam perjalanan pulang ke Ankara, Erdogan menyebut rangkaian pertemuan di Athena pada hari Kamis, 7 Desember 2023, berlangsung dalam suasana yang sangat positif.

"Kami berusaha memperluas, mengembangkan kerja sama tidak hanya untuk energi, tapi seluruh area termasuk energi nuklir. Sebagai contoh, kami menyediakan kesempatan bagi Yunani dari pembangkit listrik tenaga nuklir yang akan dibangun di Sinop," kata Erdogan.

Erdogan adalah presiden Turki pertama yang melakukan kunjungan resmi ke Yunani pada tahun 2017 pasca perang pecah selama 32 hari, sepanjang bulan April hingga Mei 1897.

Baca Juga: Tak Cukup Cekal Mark Zukerberg, Kini Juru Bicara Meta Platforms Masuk dalam Daftar Buruan Keamanan Rusia

Seperti yang diketahui, Turki dan Yunani merupakan anggota NATO. Namun begitu, kedua negara ini memiliki sejarah konflik yang masih hangat dibicarakan di dunia internasional.

Kedua negara juga hampir berperang pada 1990-an dan pada tahun-tahun terakhir telah berulang kali berdebat mengenai berbagai isu, seperti perbatasan maritim, tumpang tindih klaim atas landas kontinen, sumber energi di Mediterania timur, penerbangan di atas Laut Aegean, dan soal Siprus.

Erdogan, ketika ditanya mengenai penyelesaian sengketa maritim yang belum terselesaikan dengan Yunani, mengatakan sikap Turki tidak berubah dalam melindungi haknya di negara kawasan Eropa Timur. Tapi dia tidak menutup kemungkinan membahas pembagian sumber energi.

Baca Juga: Militer Rusia Tembak Jatuh 9 Drone Ukraina dan Gagalkan Dua Rudal yang Mengarah ke Moskow di Laut Azov

"Pembagian yang adil dan komprehensif di Mediterania timur adalah hal yang mungkin. Selama kita membangun dasar agar ini terjadi, dari peta jalan yang benar, dan tidak memberi ruang bagi provokasi," ujarnya.

Meski di tahun 2017 Erdogan pernah melakukan kunjungan resmi ke Yunani, Turki dan Yunani kerap kali dihantui masalah tersebut, terutama peluncuran rudal balistik jarak pendek Typhoon di atas Laut Aegea sebagai isyarat peringatan keras Ankara kepada Athena agar tidak ikut campur.

Bahkan pakar politik Universitas Teknik Yildiz bernama Fuat Aksu berpandangan pihak Athena yang seharusnya memulai lebih dulu rekonsiliasi hubungan Turki-Yunani dengan tidak terlihat mengharap kemauannya selalu ingin dipenuhi.

Baca Juga: Putin Ingin Libatkan BRICS Selesaikan Krisis Gaza, Agenda Moskow Singkirkan AS dari Timur Tengah Makin Kuat

"Di Turki, Yunani masih dipandang sebagai negara yang tidak dapat dipercaya," ungkap Fuat Aksu.

Ini menjadi alasan kenapa Athena terlihat seperti hanya menunggu Ankara, berharap konsesi dibuat dan tuntutannya dipenuhi.***

Editor: Jefry Agustinus Alexander B


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah