PORTAL LEBAK - Peningkatan konsumsi minuman herbal jahe untuk meningkatkan imunitas, menyebakan permintaan gula aren, di Kabupaten Lebak, dalam dua bulan terakhir meningkat.
Permintaan gula aren yang biasanya hanya berjumlah 100 toros (cetakan gula aren-Red) meningkat sampai 200 toros.
"Saya menjual gula aren dengan harga Rp400 ribu per toros dan jika laku 200 toros maka menghasilkan Rp80 juta," ungkap Bandar gula aren di Rangkasbitung, Sam'un.
Baca Juga: Bupati Termuda di Indonesia Tahun 2021, Rezita Meylani Bupati Inhu Berusia 27 Tahun
Pendapatan perajin gula aren bagi warga desa menjadi terdongkrak, akibat peningkatan permintaan gula aren tersebtu.
Para perajin gula aren, berasal dari pelosok desa di Kabupaten Lebak, yang terdapat perkebunan pohon aren, sebagai bahan bakunya.
Para peranji gula aren berasal dari Kecamatan Cirinten, Sobang, Cibeber, Cijaku, Cilograng, Malingping, Leuwidamar dan Muncang.
Baca Juga: Presiden Minta Menteri Sri Mulyani Cairkan Bansos Pekan Ini, Berikut Alokasinya!
"Kami menampung gula aren dari para perajin itu," ujar Sam'un, yang PortalLebak.com kutip dari Antara, Selasa 6 Juli 2021.
Sam'un menjelaskan peingkatan permintaan gula aren tercata dari awalnya sejumlah 100 toros, namun kini dirinya mampu menjual 200 toros dalam dua pekan.
"Dengan pendapatan kotor total Rp80 juta tentu meningkat, dibandingkan sebelumnya yang hanya memperoleh Rp40 juta dalam setiap bulannya," tambahnya.
Baca Juga: Cara Memiliki STRP, Syarat Keluar dan Masuk Wilayah DKI Jakarta Selama PPKM Darurat
Meningkatnya permintaan gula aren kebanyakan diolah dan dijadikan bahan campuran minuman herbal plus jahe, yang bertujuan meningkatkan imunitas, mencegah Covid-19.
Selain itu, banyak juga permintaan dari pelaku usaha UMKM aneka makanan kuliner.
"Kami sangat bersyukur, permintaan pasaran gula aren terpenuhi dari perajin, selama ini," pungkasnya.