Sering Buang Air Setelah Minum Kopi, Ini Penjelasan Ahli

3 Maret 2024, 17:00 WIB
Ilustrasi menikmati kopi ala dr. Zaidul Akbar yang diklaim dapat menyehatkan badan.. /Foto: Portal Lebak/Topan Aribowo Soesanto/

PORTAL LEBAK - Kebanyakan orang mengetahui bahwa kopi mengandung kafein, zat diuretik yang meningkatkan produksi urin dalam tubuh. Namun yang belum diketahui banyak orang adalah kafein juga berpengaruh pada pergerakan usus.

Dikutip dari Channel News Asia pada hari Sabtu, Konsultan Senior dan Ahli Bedah Kolorektal dari Asosiasi Klinik Kolorektal, Dr.
Sulaiman Bin Yusof mengatakan, kopi mengandung zat zat lain yang dapat menggerakkan berbagai hal melalui usus besar Anda, termasuk asam klorogenat, asam sitrat, asam asetat, flavonoid dan tanin, serta senyawa lainnya.

“Telah didokumentasikan bahwa rasa pahit kopi itu sendiri berperan dalam menstimulasi lambung,” kata Dr. Sulaiman.

Baca Juga: Cara Minum Kopi Pagi Agar Perut Makin Nyaman

Bahkan kopi dengan kandungan kafein sekitar 1 hingga 5% dari kopi biasa dapat menimbulkan risiko buang air besar setelah dikonsumsi.

Dr Kewin Siah, konsultan senior di Departemen Gastroenterologi dan Hepatologi, Rumah Sakit Universitas Nasional, mengatakan asam klorogenat yang terkandung dalam kopi merangsang usus, sehingga meningkatkan efek kafein pada usus besar Anda.

"Gastrin (hormon yang merangsang lambung untuk mengeluarkan asam lambung) dan kolesistokinin (hormon yang merangsang sekresi empedu dan enzim yang mencerna lemak dan protein) juga dilepaskan sebagai respons terhadap kopi, sehingga semakin merangsang kontraksi tubuh besar usus," jelasnya.

Baca Juga: Minum kopi bisa membantu mengontrol berat badan, namun ada syaratnya

Namun, dalam penelitian yang dilakukan pada 100 orang, efek ini hanya terjadi pada 30% orang. Hal ini juga tergantung pada kandungan kafein, jenis kopi, dan cara biji kopi disangrai.

Kopi dari kopitiam bisa mengandung 100 mg kafein per cangkirnya, sedangkan espresso hanya mengandung sekitar 40 mg kafein per cangkirnya.

Konsumsi gula dan susu juga mempengaruhi efisiensi usus akibat konsumsi kopi.

Baca Juga: Bawaslu Jayapura: KPU Harus Jelaskan Tidak Ada PSU di 48 TPS

"Mengonsumsi gula dapat merangsang pelepasan insulin. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan motilitas usus pada beberapa orang," jelasnya.

"Laktosa dan laktosa diklasifikasikan sebagai oligosakarida, disakarida, monosakarida, dan poliol yang dapat difermentasi (FODMAP)," kata Ahli gastroenterologi senior AliveoMedical, Dr Stephen Tsao.

"Zat-zat ini dapat menyebabkan gejala seperti perut kembung, kembung, dan perubahan kebiasaan buang air besar. Suplemen yang kami gunakan untuk melancarkan buang air besar,” jelas Dr. Sulaiman.

Baca Juga: Tayangan Perdana 'Dating Show' TREASURE jadi viral, Soalnya Ada Pemeran KDrama Wanita 'Terpanas'

Namun, jika kita masih mengalami sembelit meskipun telah melakukan semua tindakan ini, kita harus mempertimbangkan untuk melakukan evaluasi usus besar untuk memastikan bahwa usus besar kita tidak memiliki masalah mendasar.

Hal ini penting jika Anda mengalami gejala selain sembelit seperti pendarahan atau sakit perut.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler