Dalam budaya masyarakat Batak di Sumatera Utara, minuman Tuak ternyata memiliki ikatan. Pada tradisinya tuak selalu hadir dalam upacara atau acara adat, sama seperti di wilayah Kalimantan yang juga dipakai sebagai komponen upacara.
Oleh karena kedekatan minuman tuak dengan acara adat Batak inilah sebuah kelompok sadar wisata yang berisi anak-anak muda bernama Naposo Nainggolan Creative (NNC) berinisiatif mengadakan Festival Tuak.
Baca Juga: CEO Spotify Tunjukkan Keseriusannya Beli Arsenal Dengan Siapkan Dana Rp36 Triliun
Dihubungi PortalLebak.com pada 30 April 2021, seseorang yang merupakan Ketua Panitia Festival Tuak, bernama Pri Septian M Lumbantungkup menjelaskan Festival Tuak diadakan dengan maksud menghilangkan stigma negatif yang menempel pada minuman khas masyarakat di sana.
"Di event ini kita selenggarakan untuk menghilangkan stigma masyarakat terhadap Tuak. Dimana selama ini masyarakat beranggapan tuak itu memabukkan," kata Septian, sapaan akrabnya.
Dijelaskan lebih lanjut, tuak bisa jadi memabukkan karena peminum tidak mengetahui batas maksimal sehingga tidak dapat mengontrol banyaknya tuak yang diminum.
"Minum tuak juga bisa menjadi obat namun dengan cara konsumsi yang baik. Jika ingin mendapat khasiatnya minumlah dengan porsi yang baik," kata Septian.
Selain ingin menghapus stigma negatif, Septian dan masyarakat lainnya di NNC ingin Festival Tuak bisa menjadi wadah edukasi masyarakat di sektor ekonomi kreatif.
Menurutnya, sumber minuman tuak yang diolah dari pohon Aren memiliki nilai lebih lainnya selain dijadikan minuman tuak, misalnya seperti nira, gula aren, bahan makanan pembuatan kue, kolang-kaling, sampai sapu ijuk dan sapu lidi.