Kota Pariaman di Sumatera Barat Punya 'Silek on the Sea', Agar Pariwisata kian Meroket

- 2 November 2021, 08:11 WIB
Festival “Silek on the Sea” atau silat di laut, pada Pentas Seni Pantai Kata Pariaman, Sumatera Barat.
Festival “Silek on the Sea” atau silat di laut, pada Pentas Seni Pantai Kata Pariaman, Sumatera Barat. /Foto: kemenparekraf.go.id/Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman, Sumatera Barat/

PORTAL LEBAK - Berbagai cara dilakukan pemerintah daerah untuk memajukan sektor pariwisatanya, salah satunya di Kota Pariaman, Sumatera Barat, dengan mengusung “Silek on the Sea: Basilek Ditampek Lapang”.

Giat tersebut diapresiasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi kreatif yang menilai “Silek on the Sea: Basilek Ditampek Lapang” agar sektor pariwisata meroket.

Direktur Event Daerah Kemenparekraf/Baparekraf, Reza Fahlevi, dikutip PortalLebak.com dari kemenparekraf.go.id, Selasa 02 November 2021, menyatakan kegiatan telah digelar secara hybrid 30 dan 31 Oktober 2021.

Baca Juga: Warga dan Wisatawan Ingin Berlibur ke Kepulauan Seribu, Ini Protokol Kesehatannya

Gelaran Pentas Seni Pantai Kato Pariaman ini, dinilai Reza, adalah bentuk aktualisasi nilai budaya lokal masyarakat di pesisir pantai Kota Pariaman.

“Dilatarbelakangi aktivitas masyarakat berlatih silat di ruang terbuka, adalah atraksi budaya dan diharapkan dapat menarik pengunjung berwisata ke Kota Pariaman," ujar Reza.

"Sebagai tujuan wisata yang aman, nyaman, dan mampu memberi kesan positif di tengah pandemi Covid-19, agar dapat melestarikan tradisi serta nilai budaya lokal,” papar Reza.

Baca Juga: Penerbangan Internasional ke Bali Disiapkan Presiden, Harapan Wisata kembali Bangkit

Para penyelenggaraan acara 'Silek on the Sea', mengadaptasi, berinovasi, dan melakukan kolaborasi antara unsur pemerintah dan masyarakat di Kota Pariaman dan pelaku pariwisata.

Ini sekaligus menjadi daya upaya menggerakkan kembali roda perekonomian di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, di Kota Pariaman.

“Di masa adaptasi dan pascapandemi Covid-19, kegiatan pariwisata alami perubahan. Sehigga, tren pariwisata nantinya pun ikut menyesuaikan," jelas Reza.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Selasa 2 November 2021 MNC TV, RCTI, SCTV, NET TV, TRANS7, GTV, ANTV, TransTV dan Indosiar

"Mengusung konsep pariwisata yang localized, personalized, customized, dan smaller in size. Sustainability serta quality tourism menjadi perhatian dan fokus dalam pengembangan pariwisata,” tambahnya.

Pelaksanaan “Silek on The Sea” menurut Reza, mampu membangkitkan kembali dan memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Pariaman.

Selanjutnya diharapkan mampu meningkatkan perekonomian daerah serta membuka peluang lapangan pekerjaan cepat, secara luas dan sebesar-besarnya.

Baca Juga: Protes Kudeta Militer di Sudan Tercatat 12 Orang Meninggal, Saksi Mata Sebut Tentara Pakai Senjata Berat

Setali tiga uang, Walikota Pariaman, Genius Umar, menyatakan silek atau silat di Kota Pariaman adalah warisan budaya tak benda yang dilestarikan, dikembangkan dan dimanfaatkan menjadi daya tarik wisata budaya.

Apalagi, di setiap desa dan kelurahan di Kota Pariaman, ada lokasi belajar silat atau dikenal dengan sebutan “Sasaran Silek” yang dipimpin seorang guru yang dinamakan “Tuo Silek”.

“Kota Pariaman adalah salah satu daerah pesisir laut yang banyak tumbuh kelompok, sasaran atau komunitas silek," ungkap Genius.

Baca Juga: Bupati Lebak Resmikan Klinik Akupuntur Medik di RSUD Adjidarmo Siap Layani Masyarakat

"Biasanya memanfaatkan tepian pantai sebagai wahana latihan bersama. Dari aktivitas warga itu lahirlah ide untuk menyelenggarakan kegiatan, yang diberi nama Festival 'Silek on the Sea',” paparnya.

Acara 'Silek on the Sea' mengundang 200 peserta dari seluruh penjuru provinsi Sumatera Barat.

Acara ini juga memperebutkan hadiah berupa trofi, piagam, dan medali emas dengan nilai total Rp75 juta.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x