Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas atau PKRS Harus Dikenalkan ke Publik, Berikut Tujuannya

- 13 November 2023, 15:59 WIB
Dialog soal “Sadar, Terlibat, dan Berbuat: Perjalanan orang muda bersama Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dalam mendorong pemenuhan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), pencegahan Perkawinan Anak dan Kekerasan Seksual pada 13 Kabupaten di 6 Provinsi di Indonesia”, digelar Rutgets Indonesia.
Dialog soal “Sadar, Terlibat, dan Berbuat: Perjalanan orang muda bersama Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dalam mendorong pemenuhan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), pencegahan Perkawinan Anak dan Kekerasan Seksual pada 13 Kabupaten di 6 Provinsi di Indonesia”, digelar Rutgets Indonesia. /Foto: Handout/Rutgets Indonesia/Dwi Christianto/

PORTAL LEBAK - Penerapan Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas (PKRS) harus makin dikenalkan kepada publik seluas mungkin. Keinginan organisasi masyarakat sipil (OMS) ini diutarakan dan didorong oleh Ruang Temu Generasi Sehat (Rutgers) Indonesia, saat Dialog Capaian Perubahan Program.

Dialogn PKRS ini mengangkat tema “Sadar, Terlibat, dan Berbuat: Perjalanan orang muda bersama Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dalam mendorong pemenuhan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), pencegahan Perkawinan Anak dan Kekerasan Seksual pada 13 Kabupaten di 6 Provinsi di Indonesia”.

"Acara terkait PKRS ini bertujuan mengevaluasi dan merayakan dua tahun pencapaian dari program-program yang diimplementasikan Rutgers Indonesia yaitu Right Here Right Now (RHRN2), Power to You(th) (PtY), Generation Gender (Gen-G), dan Explore 4 Action (E4A)," ungkap Country Representative Rutgers Indonesia, Restu Pratiwi, di Bogor, Senin 13 November 2023.

Baca Juga: Krisdayanti: Dunia Kerja Harus Bebas dari Kekerasan Seksual

Acara yang diselenggarakan selama tiga hari ini melibatkan sekurangnya 350 orang peserta bertempat di Bigland Hotel International & Convention Hall, Bogor, 12-14 November 2023.

Para peserta merupakan perwakilan dari Kementerian/Lembaga Negara terkait, Lembaga Nirlaba Internasional, Organisasi Masyarakat Sipil (OMS), Akademisi, Guru dan Siswa penerima manfaat program, dengan tujuan untuk melakukan dialog terbuka atas capaian dan tantangan pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksual (PKRS),

Termasuk pencegahan perkawinan anak, dan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Selain itu, kegiatan ini juga mempertemukan orang muda, pemangku kepentingan, dan penyelenggara layanan baik dari pemerintah maupun komunitas untuk saling berbagi pengalaman dan membangun kolaborasi baru.

Baca Juga: Emmanuel Melkiades: Penyakit Menular Seksual Seharusnya Tidak Tabu, Mereka Dapat Diselidiki per Daerah

Acara Mendorong pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi,. pencegahan perkawinan anak dan kekerasan seksual, diselenggarakan selama tiga hari ini melibatkan sekurangnya 350 orang peserta, bertempat di Bigland Hotel International & Convention Hall, Bogor, 12-14 November 2023.
Acara Mendorong pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi,. pencegahan perkawinan anak dan kekerasan seksual, diselenggarakan selama tiga hari ini melibatkan sekurangnya 350 orang peserta, bertempat di Bigland Hotel International & Convention Hall, Bogor, 12-14 November 2023.

Bertukar Pengalaman dan Diskusi PKRS

"Berbagai sesi diskusi digelar dengan mengangkat topik-topik terkait isu kesehatan reproduksi, pencegahan perkawinan anak dan kekerasan seksual, baik dari persepsi gender dan Islam, maupun di kalangan Universitas, diskusi tentang kekerasan berbasis gender online, dan peran sosial media," papar Restu.

"Selain itu, akan dipamerkan poster pencapaian program dan pemutaran film tentang perkawinan anak, dan talkshow yang mengangkat topik aspirasi dan perkembangan remaja dan orang muda dalam sistem pendidikan dan komunitas," tambahnya.

Acara ini menurut Restu, dibuka oleh Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nunuk Suryani.

Baca Juga: Qudwah Care Ikuti Aksi Bela Palestina dan Istighosah di Alun-alun Rangkasbitung

Melalui video pidato pembukaannya, Nunuk menyatakan: “Satuan pendidikan harus menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak untuk belajar, intoleransikekerasan seksual dan perundungan merupakan halyang perlu dicegah dan dihapuskan.”

Tak hanya itu, Nunuk juga menyatakan apresiasi kepada Rutgers Indonesia atas berbagai upaya yang sudah dilakukan dalam memastikan anak-anak mendapatkan hak-haknya terutama di bidang pendidikan.

Lebih lanjut, Restu Pratiwi, menjelaskan, semua pencapaian yang sudah diraih dalam dua tahun terakhir ini, terkait dukungan Pemerintah, baik di tingkat Nasional maupun Daerah terhadap program yang dijalankan merupakan salah satu unsur penting dari keberhasilan.

Baca Juga: Majelis Permusyawaratan Rembang sowan ke Gus Mus bahas putusan MKMK

"Rutgers Indonesia mengapresiasi para kepala sekolah dan guru yang telah mengambil inisiatif untuk terus mendidik putra putri kita,  terkait kesehatan seksual dan reproduksi melalui PKRS,” jelasnya.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x