Sesak napas gejala PPOK ternyata berbeda dengan sesak napas normal, ini Penjelasannya

- 27 November 2023, 12:52 WIB
Orang yang mengalami sesak nafas/ /Unsplash
Orang yang mengalami sesak nafas/ /Unsplash /

Ia terus memperingatkan dunia tentang PPOK dengan tema “Bernafas adalah kehidupan – Bertindak lebih cepat” yang menunjukkan pentingnya peran pernapasan dalam kehidupan dan PPOK harus dihindari.

Baca Juga: TPN Ganjar Tak Pernah Minta Pj Bupati Sorong Tandatangani Pakta Integritas

Menurut Tjandra, jika tidak dapat dicegah, maka PPOK harus segera didiagnosis, jika terdiagnosis perlu ditangani dengan baik oleh fasilitas kesehatan agar pasien PPOK dapat menjaga kualitas hidup sesuai kemampuannya.
.
“Jika pasien PPOK tidak terdeteksi dan didiagnosis sejak dini, maka keterlambatannya akan meningkatkan risiko eksaserbasi, meningkatkan penyakit penyerta, dan bahkan biaya pengobatan yang lebih mahal,” ujarnya.

Tjandra menambahkan, kebiasaan merokok merupakan faktor utama yang berhubungan dengan kejadian dan perburukan PPOK, sehingga orang-orang diharapkan memanfaatkan momentum Hari PPOK sedunia pada 15 November ini untuk berhenti merokok.

Baca Juga: Usia 4 Tahun PRMN, Portal Lebak Terus Kembangkan Ekosistem Jurnalistik Bermartabat

Kemudian, selain merokok sebagai faktor penyebab utama PPOK, masih ada faktor risiko PPOK yakni riwayat keluarga, riwayat infeksi paru-paru dan saluran napas ketika anak-anak, kekurangan enzim alfa 1 antitripsin serta berbagai jenis polusi udara yang kronik.***

Halaman:

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah