Para pasien diminta dr. Larisa mencermati, karena Bercak di mata tidak selalu xanthelasma. Pasalnya, terdapat sejumlah problem kulit yang mirip xanthelasma, jadi banyak orang awam sulit membedakannya.
“Terdapat bercak yang bentuknya datar, lebih kecil, banyak jumlahnya namun karena penambahan sel kulit jaringan, lainnya ada kecil-kecil seperti jerawat batu warnanya putih. Orang awam sulit membedakan misalnya karena kulitnya lebih gelap. Jadi sebaiknya konsultasi ke dokter,” papar dr. Larisa.
Baca Juga: Gunung Marapi Lontarkan Material Pijar, Bahaya di Radius 4,5 Kilometer dari Puncak
Sebab terjadinya xanthelasma karena ada penumpukan kolesterol dalam darah. Berbagai jenis kolesterol di darah meningkat mengakibatkan penumpukan di sekitar kelopak mata.
Meski demikian ada orang yang mengidap xanthelasma, namun kadar kolesterolnya rendah. Dokter Larisa menyatakan, kondisi ini dapat terjadi karena kecenderungan ada kadar gula darah atau diabetes yang tak terkontrol.
Kondisi lain yang mengakibatkan xanthelasma berupa gangguan metabolisme dan penyakit lain yang mempunyai manifestasi penumpukan di jaringan bawah kulit.
Baca Juga: 'Penemuan Diri', Upaya Demi Karir yang Lebih Baik
Meskipun bercak kuning di sekitar kelopak mata tidak berbahaya, tapi penumpukan kolesterol bisa berbahaya jika tidak dikontrol.
Otomatis orang dengan xanthelasma serta mempunyai kolesterol tinggi dan tidak terjaga, bisa terkena penyakit jantung koroner, atau bahkan kena keluhan akibat penyumbatan pembuluh darah seperti stroke, hipertensi dan penyakit lainnya.
Bercak xanthelasma, jika masih tipis, menurut dr. Larisa dapat hilang dengan sendirinya jika penderita mampu menjaga kolesterol melaui perbaikan gaya hidup, pola makan serta olahraga. Jika tak ada penurunan kadar kolesterol, pasien harus menjalani terapi dengan obat penurun kolesterol.