Makan Kedelai Utuh Dapat Sebabkan Masalah Seksual pada Janin Laki-laki

- 18 Januari 2024, 13:00 WIB
kacang kedelai
kacang kedelai /facebook yunyibogor

PORTAL LEBAK - Makan kacang-kacangan saat hamil dapat meningkatkan kandungan zat besi dalam darah tubuh, namun jika terlalu banyak mengonsumsi kedelai utuh dapat menyebabkan gangguan seksual pada janin laki-laki.

Seperti yang disampaikan oleh pakar obstetri dan ginekologi RS Pusat, Dr.Cipto Mangunkusumo Prof. Noroyono Wibowo, Sp.OG Subsp KFm (K) saat diskusi online di Jakarta, Selasa.

“Jika kedelai utuh dikonsumsi berlebihan karena mengandung genistaine, salah satu zat perangsang tumbuh fitoestrogen, maka jika anak berjenis kelamin laki-laki, risiko terjadinya gangguan pada alat kelamin atau saluran kencing akan meningkat sebesar 3%,” ujarnya.

Baca Juga: Harga Kedelai Naik, Pengusaha Tempe Mengadu ke Komisi VI DPR

Wanita hamil yang janin perempuannya mengonsumsi kedelai utuh juga berisiko mengalami menstruasi lebih awal di masa dewasa karena mereka terpapar kadar estrogen yang lebih tinggi selama kehamilan.

Noroyono berpendapat, selama hamil, ibu sebaiknya tidak hanya memenuhi kebutuhan zat besi dari satu sumber saja, tapi juga dari sumber lain seperti protein, lemak, mineral.
dan karbohidrat.

Sumber zat besi yang mudah diserap tubuh adalah daging merah, daging sapi atau daging kambing.Ibu hamil membutuhkan minimal 400 gram daging.

Baca Juga: Perajin Tahu Tempe di Lebak mogok produksi, Akibat Harga Kedelai Meroket

Selain daging, zat besi juga perlu dicukupi dari sayur-sayuran, kacang-kacangan atau telur, karena zat besi harus mempunyai bahan pengikat agar dapat beredar normal di dalam darah, khususnya protein.

Namun, terkadang kenaikan harga daging membuat para ibu sering kali mengalami kekurangan zat besi, padahal zat besi sangat penting untuk perkembangan janin.

“Pada trimester pertama, kita berbicara tentang anemia jika zat besinya kurang dari 11 miligram, pada trimester kedua, kurang dari 10,5 atau cara paling sederhana adalah dengan mengonsumsi 10 setengah miligram,” kata Noroyono.

Baca Juga: Akun Mahfud MD Diretas, Ganjar Tekankan Pentingnya Jaga Keamanan Siber

Untuk menjaga kecukupan zat besi dalam tubuh, Noroyono menganjurkan agar dilakukan pemeriksaan darah tepi lengkap (PLB) untuk mengetahui apakah seseorang mengalami anemia defisiensi besi.

Jika Anda akan menikah, waspadai penyakit thalassemia karena dapat menimbulkan risiko tekanan darah tinggi bagi ibu hamil dan risiko kematian bayi sebelum dilahirkan.
Hingga 25% bayi yang lahir dari ibu penderita thalassemia dapat menderita thalassemia mayor dan memerlukan transfusi darah mingguan.

Selain itu, mantan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengatakan, kelebihan zat besi juga akan menjadi masalah lain karena dapat menyebabkan oksidasi lemak yang dapat menyebabkan kematian sel-sel tubuh.

Baca Juga: 'Finerenone' Dinyatakan Sebagai Obat Baru yang Mampu Atasi Penyakit Ginjal Kronis

Selain itu, zat besi dapat menjadi racun atau racun bagi tubuh jika dikonsumsi terlalu banyak. Hal ini disebabkan karena protein tidak dapat mengikat zat besi dalam jumlah yang cukup sehingga zat besi tersebut menjadi radikal bebas di dalam tubuh.

“Kalau kondisi ini dalam jumlah tertentu bisa merusak segala sesuatu termasuk besi, asal terikat tidak akan berkarat, tapi kalau besi bebas bisa bebas radikal, seperti dalam kehidupan sehari-hari bisa karat karena besi tidak ada besinya,” ujarnya.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah