Baca Juga: Palsukan Surat Rapid Antigen Pejabat RS di Makassar Dibekuk Polisi
Moeldoko menduga tudingan kudeta partai Demokrat, mencuat lantaran tersebar foto-fotonya bersama kader Demokrat. Namun, ia tidak menjelaskan secara rinci foto yang dimaksud. "Terus munculah isu, mungkin dasar foto-foto, orang dari Indonesia Timur dari mana-mana datang ke sini kan pengen foto sama gua, sama saya, ya saya terima aja apa susahnya," bebernya.
Hal itu ia tegaskan usai adanya sejumlah orang yang bertemu dengan mantan Panglima TNI tersebut yang disinyalir dipermasalahkan Demokrat sebagai gerakan kudeta. "Ya kalau anak buahnya enggak boleh pergi ke mana-mana, ya diborgol aja kali," cetusnya.
Lebih lanjut, Moeldoko menyebut istilah kudeta kepemimpinan yang dialamatkan pada dirinya itu sebetulnya salah alamat. "Kalau ada istilah kudeta, ya kudeta itu dari dalam, masa kudeta dari luar. Bukan kudeta dari luar," tegasnya.
Baca Juga: Senangnya, Bupati Lebak Kisahkan Berburu Tanaman Hias Liar
Baca Juga: Pemerintah Terus Gencarkan Vaksinasi Covid-19
Di sisi berbeda, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam keterangan pers, Senin 1 Februari 2021, mengungkapkan ada gerakan inkonstutional yang berupaya secara paksa mengambil alih kepemimpinan yang sah Partai Demokrat.
Pasalnya, pasca-pertemuan Moeldoko-Kader Partai Demokrat itu, beredar informasi adanya dugaan kudeta paksa atas kepemimpinan AHY. "Banyak yang bertanya siapa orang dekat Pak Jokowi yang mau mengambil alih kepemimpinan AHY di demokrat, jawaban saya KSP Moeldoko." ungkap salah satu petinggi Partai Demokrat Andi Arief melalui akun twitter @Andiarief_.
Andi Arief menilai perbuatan Moeldoko sebagai kepala staf keprisidenan tidak elok dilakukan. "Kenapa AHY berkirim surat ke Pak Jokowi, karena saat mempersiapkan pengambilalihan menyatakan dapat restu Pak Jokowi," papar Andi Arief.***