PORTAL LEBAK - Anggota Kelompok Komisi Pemilihan Umum (kpps) di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo tetap menjalankan tugasnya meski berada dalam keadaan terinfus.
“Kami menyarankan yang bersangkutan untuk istirahat dan membiarkan orang lain dari KPPS menggantikannya, namun dia tetap bandel dan tidak mau melanjutkan tugasnya sampai akhir,” kata Ketua KPPS Provinsi Gorontalo, Hendrik Imran di Gorontalo, Rabu.
Ia mengaku mendapat laporan dari Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) mengenai kondisi seseorang dari KPPS di TPS 8, Desa Mongolato, Kecamatan Telaga, Bupati Gorontalo, bernama Apriliya Pitaloka Buloto (20) Petugas KPPS merasa kelelahan.
Beliau pernah menjadi anggota KPPS dan membuka setiap surat suara untuk ditinjau dan diumumkan oleh Ketua KPPS.
“Kami berpesan kepada yang bersangkutan untuk memilih istirahat, namun dia bersikeras tetap menjalankan tugasnya,” kata Hendrik.
Ia meminta seluruh petugas KPPS memperhatikan kesehatannya.
“Jangan memaksakan diri agar tidak sakit, karena mereka bisa menyelesaikan tugas secara bergiliran. Selain itu, diperkirakan proses penghitungan suara dan sintesis surat suara bisa berlangsung hingga dini hari,” kata Hendrik.
Pihaknya juga terus memantau situasi di seluruh TPS, kemudian melalui PPK di seluruh kabupaten Kota Gorontalo terus mengingatkan petugas KPPS untuk makan dan minum, memberikan tenaga untuk menjaga kebugaran, mengkonsumsi vitamin yang telah dibagikan.
Bagi yang merasa perlu menggunakan pakaian yang lebih tebal seperti jaket yang bisa digunakan saat hujan terus turun di Gorontalo. PPK juga terus diingatkan untuk segera melaporkan status kesehatan atau toleransi KPPS kepada tenaga medis yang disiapkan di masing-masing desa.
“Meski tidak semua desa tercover oleh petugas medis, namun pelayanan ini dilakukan secara mobile sehingga dapat dihubungi kapan saja,” jelas Hendrik.
Sejauh ini, lima petugas KPPS di Gorontalo mengalami gangguan kesehatan karena berbagai kondisi. Petugas ada yang kelelahan, ada yang pingsan, bahkan ada yang stroke.
Petugas KPPS kelelahan dan tidak dapat melanjutkan tugas sehingga terpaksa dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
“Sedangkan bagi yang memilih bertahan, tugasnya dirotasi dengan tetap memperhatikan stamina,” jelas Hendrik.***