Pemilu 2024: Demokrasi Indonesia Nir Adab Etika dan Moral, Harus Segera Dibenahi

- 9 Maret 2024, 17:42 WIB
Caption foto: Dari kanan-kiri: Muhammad Rahmat Yananda (Co Founder Gerakan Bersama Indonesia), J.J. Rizal (Sejarahwan dari UI), Dharmaji Suradika (Tim Muda Paslon 03), Sudirman Said (Ketua Institut Harkat Negeri), Andhyta F. Utami (Founder & CEO Think Policy dan Co-Initiator Bijak Memilih).
Caption foto: Dari kanan-kiri: Muhammad Rahmat Yananda (Co Founder Gerakan Bersama Indonesia), J.J. Rizal (Sejarahwan dari UI), Dharmaji Suradika (Tim Muda Paslon 03), Sudirman Said (Ketua Institut Harkat Negeri), Andhyta F. Utami (Founder & CEO Think Policy dan Co-Initiator Bijak Memilih). /Foto: Portal Lebak/Dwi Christianto/

PORTAL LEBAK - Ketua Institut Harkat Nasional (IHN) Sudirman Said sangat berharap seluruh elemen rakyat, mulai dari politisi, akademisi dan aktivis sosial, mampu mengoreksi buruknya demokrasi yang terjadi saat ini, khususnya pada Pemilu 2024.

Menurut Sudirman Said, rakyat seolah masa bodo dengan kondisi demokrasi yang nir adab, etika dan moral, yang terjadi pada Pemilu 2024. Seperti ada ketidakberdayaan yang terjadi pada rakyat pemilik suara.

"Kok begini amat kita ini beberapa waktu kemarin tuh (Pemilu 2024), seperti orang yang sedang kesulian. Padahal tahu siapa yang nyuri, tapi nggak semua bisa buat apa-apa," ungkap Sudirman Said, kepada media, di Jakarta, Sabtu 9 Maret 2024.

Baca Juga: Pemilu 2024: Pesta Demokrasi yang Harus Berlangsung Luber Jurdil, Dinikmati Seluruh WNI

 

"Saking kuatnya yang 'mencuri' (demokrasi-Red) itu dan kita tahu bahwa kalau kita melakukan sesuatu hampir tidak ada gunanya. Tapi yang saya syukuri ada forum semacam ini lahir, terdiri dari berbagai unsur kekuatan masyarakat sipil," tambahnya.

Keterlibatan politisi, akademisi dan entitas masyarakat sipil menurut Sudirman Said, mewarnai reaksi yang sehat, agar pendidikan demokrasi kembali digaungkan ke ruang publik.

"Kemarin tuh kita punya harapan begitu tinggi bahwa 2024 akan terjadi satu perubahan fundamental. Karena kita merasakan selama dua periode itu suasana bernegara kita mengalami kerusakan gitu ya korupsi merajalela, lembaga-lembaga kontrol dilumpuhkan, parlemen tidak berfungsi, KPK dilumpuhkan dan mengakibatkan saya melihatnya itu hampir-hampir berjalan tanpa rem," papar Sudirman.

Baca Juga: Bawaslu Tentang Film 'Dirty Vote': Kritik Hak Demokrasi, Kami Bekerja Sesuai UU

Halaman:

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x