Sabar Mangadoe DGP: Prabowo Subianto dan Partai Gerindra Serba Salah

- 15 Maret 2024, 10:51 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto /Dok: Galeri Foto Gerindra/

PORTAL LEBAK - Hasil Survei lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang) Kompas pada tanggal 26-28 Februari 2024 melaporkan, sebanyak 62 persen rakyat sudah marah besar akibat dugaan Pemilu 2024 yang curang.

"Disinyalir kecurangan Pemilu 2024 terjadi secara amat terstruktur sistematis dan masif (TSM) ini diduga kuat dilakukan oleh penguasa tertinggi negeri ini, Jokowi," nilai Penasehat DPP Dulur Ganjar Pranowo (DGP), Sabar Mangadoe.

Dan dalam hasil Survei Litbang Kompas pada tanggal 26-28 Februari 2024, 2 Minggu lalu lebih itu melaporkan ternyata hanya tersisa 33 persen rakyat saja yang masih menolak. Dan 5 persen rakyat belum bersikap.

Baca Juga: Gus Mus: Ada Republik Rasa Kerajaan, Ini Pandangan Dulur Ganjar Pranowo DGP

Energi Perlawanan Rakyat Semesta Seperti Air Bah

"Maka seiring berjalannya waktu, dipastikan bahwa jumlah rakyat yang dukung Hak Angket akan melebihi 80 persen, bahkan bisa saja melampaui 90 persen," ucapnya dalam keterangan tertulis yang diterima PortalLebak.com.

"Ini akan menjadi sebuah energi perlawanan rakyat semesta yang sangat besar, sebuah energi seperti air bah yang tak akan bisa terbendung oleh kekuatan apapun untuk melawan Jokowi," tegas Sabar.

Tentunya, Presiden Jokowi dan keluarga-nya ditambah dgn kroni-kroninya pasti semakin cepat melemah dan dipastikah kalah melawan kekuatan energi perlawanan rakyat semesta yang teramat besar ini.

Baca Juga: Ada Petinggi Negara Diduga Kerasukan Setan Bodoh dan Pongah, Ini Kata DGP

Dengan kekuatan perlawanan 80 persen Rakyat maka ambisi Jokowi haus kekuasaan pasti gagal total dalam membangun Politik Dinasti, Dinasti Politik keluarga-nya.

Prabowo Minta Maaf Kepada Rakyat Semesta?

Selanjutnya, Sabar menilai akibatnya bahwa kubu pasangan calon (Paslon) 02, terutama Prabowo Subianto dan partai Gerindra jadi serba salah: maju kena, mundur kena, ketumpuan getah dari pemilu curang bahkan kejahatan politik yang sangat Terstruktur, Sistemik dan Masif, TSM ini.

"Seperti peribahasa lama kita mengatakan: 'Sudah Jatuh, Ketiban Tangga pula', begitulah tragedi politik yang akan dialami oleh Prabowo dan Partai Gerindra. Mereka semua jadi semakin terperangkap jebakan Batman yang dibikin oleh Jokowi," nilai Sabar.

Baca Juga: Akibat Ricuh Rekapitulasi Suara, Polisi Setop Upaya Pembakaran Kantor KPU Maluku Tenggara

Akibatnya, Prabowo Nyapres 3 kali, kalah 3 kali, kalah yang ke-3 kalinya ini adalah kalah yang tidak terhormat.

"Kondisi dan situasi politik seperti inilah yang amat berguna bagi bangsa dan negara kita dalam membangun demokrasi lebih baik lagi. Karena kondisi dan situasi politik ini bukan hanya menyelamatkan reformasi 1998 dan demokrasi kita saat ini dari ancaman serius dinasti politiknya Jokowi, tapi sekaligus juga menjadi cikal bakal, atau titik awal terjadinya Reformasi Jilid-2 secara damai, maksimum dan ber-kwalitas premium," pungkas Sabar.

"Apa jalan keluar terbebas dari perangkap Jebakan Batman yang dibikin oleh Jokowi ? Masih tersisa hanya satu jalan, dan tak ada lagi jalan lain, hanya satu jalan yaitu Prabowo Subianto dan Gerindra harus minta maaf pada Rakyat Semesta. Tapi maukah?" tanya Sabar.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x