"Berdasarkan laporan tersebut kemudian petugas Pusat Kesehatan Hewan Prambanan melakukan pengambilan sampel darah, selanjutnya oleh Tim Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sleman sampel darah langsung dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates," jelas Suparmono.
"Pada saat akan dilakukan penguburan baru teridentifikasi bahwa lokasi kandang milik Suryanto berada di Kayoman, Serut, Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul. Selanjutnya temuan tersebut dilaporkan kepada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunung Kidul," katanya.
Baca Juga: Luapan Kali Ciliwung Genangi 15 RT di Jakarta Pagi Ini, Ketinggian Air Hingga 140 CM
Pada 13 Maret 2024 hasil uji sampel tanah di Kalinongko Kidul yang diambil Tim Balai Besar Veteriner Wates pada 8 Maret 2024 telah diperiksa oleh Balai Besar Veteriner Wates dan dinyatakan positif antraks.
Pihak DP3 kini telah memetakan luasan penyebaran bakteri antraks dengan mengambil sampel tanah di beberapa lokasi di Kalinongko Kidul, lokasi yang diketahui menjadi kandang ternak Suryanto.
Suparmono mengatakan pihaknya akan segera melakukan vaksinasi pada ternak-ternak pada zona kuning, untuk melindungi dan memberikan kekebelan pada ternak yang ada.
Baca Juga: Kanwil Kemenkumham Banten: Kita Harus Lindungi Hak Penyandang Disabilitas
"Saat ini sedang mengajukan permohonan bantuan vaksin dan saran pendukung lainnya untuk pengendalian antraks kepada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY," katanya.
Sejak 8 Maret, warga Kalinongko Kidul telah diimbau untuk melaporkan setiap kasus kejadian ternak sakit atau mati kepada petugas kesehatan hewan.
Selain itu, pada 10 Maret, DP3 Kabupaten Sleman dan Pusat Kesehatan Hewan Prambanan bersama dengan Tim Gegana Polda DIY mengambil dan memusnahkan daging yang disimpan warga Kalinongko Kidul untuk selanjutnya dibakar dan disiram formalin, lalu dikubur dan disemen serta diberi tulisan kuburan daging antraks.***