DP3 Kabupaten Sleman Respon Cepat Kabar Serangan Antraks, 367 Ternak Diberikan Vitamin

- 17 Maret 2024, 03:00 WIB
Petugas Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo menyiapkan dosis vitamin dan vaksin antraks untuk sapi ternak warga pada kegiatan Vaksinasi Antraks di desa Karanganyar, Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (11/7/2023). Dinas Peternakan dan Kesehatan (Disnakkeswan) Jateng menyalurkan 25.000 dosis vaksin antraks yang didistribusikan ke-10 kabupaten/kota berada di zona rawan penularan sebagai langkah pencegahan penyebaran virus antraks (Bacillus Anthracis).
Petugas Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo menyiapkan dosis vitamin dan vaksin antraks untuk sapi ternak warga pada kegiatan Vaksinasi Antraks di desa Karanganyar, Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (11/7/2023). Dinas Peternakan dan Kesehatan (Disnakkeswan) Jateng menyalurkan 25.000 dosis vaksin antraks yang didistribusikan ke-10 kabupaten/kota berada di zona rawan penularan sebagai langkah pencegahan penyebaran virus antraks (Bacillus Anthracis). /Antara/Mohammad Ayudha/

PORTAL LEBAK - Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman merespon temuan ternak yang mati di wilayah Kapanewon, Kecamatan Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta, diduga akibat penyakit antraks.

DP3 Kabupaten Sleman melakukan tindakan cepat antisipasi penyebaran penyakit antraks setelah adanya temuan ternak terpapar bakteri Bacillus anthracis.

"Kami telah melakukan beberapa langkah antisipasi untuk mencegah meluasnya serangan penyakit antraks, khususnya di wilayah Prambanan," kata Suparmono Kepala DP3 Sleman, dikutip dari ANTARA, 16 Maret 2024.

Baca Juga: BPBD Fokus Evakuasi dan Salurkan Logistik kepada 158 Ribu Jiwa di 30 Kelurahan Terdampak Banjir Semarang

Pihaknya telah melakukan pemeriksaan dan pengobatan pada ternak yang sakit. Selain itu DP3 melakukan peningkatan imun dengan memberikan vitamin kepada 367 hewan ternak, yang mencangkup 143 ekor sapi serta 224 kambing dan domba, sejak 13 Maret 2024 di sekitar lokasi temuan ternak mati.

"Kami (DP3 Sleman) bersama Tim Balai Besar Veteriner Wates juga melakukan penandaan pada lokasi kejadian baik lokasi kematian, lokasi penyembelihan, lokasi pengulitan dan pemotongan daging, serta penguburan daging," jelasnya.

Kasus baru penyakit antraks di Prambanan bermula pada 7 Maret ketika Murjoko selaku Kepala Dukuh Karangnongko Kidul, Desa Gayamharjo, melaporkan kematian seekor sapi betina berumur satu tahun miliknya yang dipelihara oleh Suryanto dengan ciri-ciri klinis mengeluarkan kotoran dan darah dari anus.

Baca Juga: Kantor Imigrasi Jakarta Pusat Layani Pembuatan Paspor Elektronik Polikarbonat, Segini Tarif dan Keunggulannya

Pada tanggal yang sama satu ekor kambing milik Suryanto mati dan bangkainya dibuang ke sungai, kematian kambing ini tidak dilaporkan ke petugas.

Halaman:

Editor: Jefry Agustinus Alexander B


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x