Masyarakat di Sekitar Lahan Gambut dan Mangrove Mau Sejahtera, Ini Cara BGRM

- 14 Juni 2024, 07:22 WIB
Direktur BPDLH, Endah Tri Kurniawaty, Peneliti Direktorat Kebijakan Lingkungan Hidup, Kemaritiman, Sumber Daya Alam, dan Ketenaganukliran BRIN, Yanto Rochmayanto, Kapokja Teknik Restorasi BRGM, Agus Yasin dan Manajer Senior YKAN, Nisa Novita.
Direktur BPDLH, Endah Tri Kurniawaty, Peneliti Direktorat Kebijakan Lingkungan Hidup, Kemaritiman, Sumber Daya Alam, dan Ketenaganukliran BRIN, Yanto Rochmayanto, Kapokja Teknik Restorasi BRGM, Agus Yasin dan Manajer Senior YKAN, Nisa Novita. /Foto: Handout/Humas YAKN/

PORTAL LEBAK – Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), menjalankan strategi untuk meningkatkan kesejahteraan atau memulihkan penghidupan masyarakat yang mendukung restorasi lahan gambut.

BRGM mencatat hingga tahun 2023 terdapat sedikitnya 784 desa peduli gambut yang telah terbentuk di area lahan gambut terestorasi. Melalui tingkat kesejahteraan yang baik, masyarakat akan dengan sadar serta suka rela ikut terlibat melindungi lingkungan di sekitar mereka.

“Salah satu program yang kita gulirkan yakni Desa Peduli Gambut. Tujuannya demi mendorong perubahan paradigma soal restorasi gambut serta membantu masyarakat (di sekitar lahan gambut-Red) meningkatkan status desa mereka,” kata Sekretaris Utama Ayu Dewi Utari.

Ayu mengutarakan hal tersebut dalam diskusi Thought Leaders Forum (TLF) ke 32 yang digelar Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) di Jakarta, Kamis 13 Juni 2024. Diskusi TLF kali ini mengusung tema “Konservasi dan Restorasi Lahan Gambut Tropis di Indonesia: Solusi Iklim Alami untuk Mitigasi Perubahan Iklim.”

Baca Juga: 70 Hektar Kebun Raya Lahan Gambut, Ditanami 5503 Pohon Oleh SKK Migas dan KKKS Sumatera Selatan

Pasalnya, sebagai salah satu ekosistem lahan basah, peran gambut dalam mencegah krisis alam termasuk demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat sudah teruji.

Gambut mempunyai kapasitas penyimpanan karbon 10 sampai 13 kali dibandingkan ekosistem lain. Lahan gambut juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai budidaya tanaman dan perikanan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Termasuk dalam kegiatan mencapai Nationally Determined Contribution (NDC), restorasi gambut adalah salah satu aksi prioritas. Pemerintah Indonesia berkomitmen menerapkan NDC demi menurunkan emisi karbon sekira 31,89 persen pada upaya sendiri atau 43,20 persen bersama bantuan internasional pada tahun 2030 mendatang.

Seperti diketahui, di Indonesia tercatat lahan gambut tropis seluas 13,4 juta hektare. Potensi ini diperkirakan sanggup menyimpan sampai 57 giga ton karbon atau setara 55 persen dari total karbon gambut tropis dunia.

Baca Juga: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Air di Sejumlah Lahan Pertanian sebagai Langkah Menyambut Kemarau

Meski demikian, dari total luasan lahan gambut tropis Indonesia itu, setengahnya ditengarai sudah mengalami degradasi fungsi, karena pembangunan kanal, penebangan hutan, pengalihan menjadi lahan pertanian serta adanya kebakaran lahan.

Strategi Restorasi Lahan Gambut

Selain pemberdayaan masyarakat, BRGM melakukan strategi pembasahan ulang (rewetting) dan penanaman kembali (revegetation) dalam merestorasi lahan gambut.

Kepala Kelompok Kerja Teknik Restorasi BRGM, Agus Yasin mengungkapkan, hingga Desember 2023, lembaganya sudah menjalankan pemulihan lewat pembahasan kembali, revegetasi dan perbaikan penghidupan masyarakat di sekitar lahan gambut dengan luasan 51.325 hektar.

Restorasi itu digelar seiring dari 2 (dua) tugas utama BRGM yakni memfasilitasi restorasi gambut dan meningkatan kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga: Majelis Hakim PN Pekanbaru memvonis mati dua terdakwa

“Kami menggunakan kata fasilitasi, karena prinsip dari restorasi gambut yakni siapa yang mengelola lahan gambut lalu rusak, otomatis pihak yang mengelola harus bertanggung jawab. Kami yang memfasilitasi,” pungkas Agus.

Seperti diketahui, melalui FOLU Net Sink 2030 yang berkontribusi untuk mencapai NDC, Indonesia menargetkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca di sektor lahan senilai 17,4 persen atau mengurangi emisi karbon 140 juta ton setara CO2. FOLU Net Sink 2030 mengacu dalam sumbangan sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya saat menyerap lebih banyak karbon daripada yang dilepaskan.

Aksi ini di dalamnya berupa kegiatan reforestasi, aforestasi, konservasi hutan, serta praktik pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Aksi tersebut akan meningkatkan penyerapan karbon bahkan mengurangi emisi dari penggunaan lahan, seperti pada lahan gambut.

Peneliti Ahli Madya, Direktorat Kebijakan Lingkungan Hidup, Kemaritiman, Sumber Daya Alam, dan Ketenaganukliran, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Yanto Rochmayanto menilai, dalam melakukan restorasi lahan gambut, pendekatan tidak bisa hanya mengandalkan sisi teknis. Yanto menyatakan saat rencana restorasi harus lebih dahulu menerapkan konsolidasi khususnya kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di sekitar.

Baca Juga: Bambang Susantono Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Kerja Sama IKN

“Kita perlu pertama kali mengenali sosial budaya di lahan yang akan direstorasi, lantas memilih aktivitas dan aksi mitigasi yang sesuai dengan mereka. Jadi aksi restorasi yang seiring bersama alam dan sesuai sosial ekonomi masyarakat,” papar Yanto.

Setali tiga uang, peneliti dan Manajer Senior Karbon Kehutanan dan Perubahan Iklim YKAN, Nisa Novita mengungkapkan aksi restorasi lahan gambut membutuhkan upaya kolaboratif dari seluruh pihak.

Nisa juga menekankan harus ada kuantifikasi jumlah dampak penurunan emisi dari aksi rewetting dan revegetation, khususnya di lahan gambut yang telah terdegradasi.

“Penelitian YKAN mengungkap, pembangunan sekat kanal di lokasi yang tepat dan terawat di lahan perkebunan sawit, mampu menurunkan emisi mencapai hingga 30 persen, dibandingkan dengan bussiness as usual. Ini menunjukkan restorasi lahan gambut lewat pengelolaan tata air, bisa dijadikan salah satu strategi efektif Solusi Iklim Alami, yang mampu berpotensi tinggi dalam menurunkan emisi di skala nasional,” jelas Nisa.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah