Fenomena Alam Langka Gerhana Matahari Cincin Dapat Disaksikan Indonesia Bagian Utara, 21 Juni 2020

20 Juni 2020, 11:17 WIB
Foto kombo gerhana matahari sebagian yang terlihat di Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis 26 Desember 2019. /Antara/Iggoy el Fitra/- Foto: Antara/Iggoy el Fitra

SEPUTARTANGSEL.COM - Fenomena alam langka akan dapat disaksikan di sebagian wilayah Indonesia, Minggu 21 Juni 2020 besok.

Sayangnya, fenomena alam gerhana matahari cincin ini hanya bisa disaksikan di sebagian dari wilayah utara di Indonesia.

Sementara masyarakat di negara-negara seperti Arab Saudi, Pakistan, India, Tiongkok dan Taiwan, dapat menyaksikan gerhana matahari cincin itu secara maksimal 

Baca Juga: Truk Tangki Terjungkir di Jalan Raya Desa Cikareo Kecamatan Cileles

Hal tersebut diungkapkan peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Rhorom Priyatikanto.

"Akan terjadi gerhana matahari cincin pada 21 Juni 2020, tapi tak terlihat dari wilayah Indonesia. Indonesia hanya bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian dari wilayah utara Indonesia," kata peneliti astronomi dan astrofisika pada Pusat Sains Antariksa LAPAN itu di Jakarta, Kamis 18 Juni 2020.

Baca Juga: Lowongan Kerja PT Angkasa Pura Retail untuk Lulusan S1 Akuntasi

Rhorom sebagaimana dilansir Antara menyebutkan, waktu penampakan gerhana matahari tersebut pun berbeda-beda.

Rhorom mengatakan, gerhana matahari sebagian di Indonesia bisa diamati sekitar pukul 15.00 WIB.

Baca Juga: LAZ Harapan Dhuafa Tebar 30 Wastafel Portable untuk Cegah Penularan Covid-19 di Banten

Di Sumatera, gerhana berlangsung pukul 14.30-15.30 WIB, sedangkan di Sulawesi, gerhana berlangsung sekitar 30 menit setelahnya.

"Wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Maluku dapat menyaksikan gerhana matahari sebagian," ujarnya dikutip PortalLebak.com dari Antara.

Gerhana matahari cincin terjadi ketika piringan matahari tertutup piringan bulan dan tersisa bagian tepi yang tak tertutup.

Baca Juga: PKS Sayangkan Penghentian Check Point Masuk Wilayah Kabupaten Lebak

Rhorom menuturkan, itu terjadi karena posisi pengamat, bulan, dan matahari hampir segaris.

Saat itu, bulan sedikit lebih jauh dari bumi sehingga tampak lebih kecil dan tak bisa menutupi seluruh piringan matahari.

Baca Juga: Enam Bulan Dilanda Banjir Bandang, Sawah Warga Sukarame Kecamatan Sajira Belum Bisa Ditanami

Dia juga mengimbau masyarakat yang ingin menyaksikan gerhana matahari cincin agar menggunakan filter khusus yang dapat menapis 99,999 persen cahaya matahari yang membahayakan mata.

Kacamata las juga dapat dipakai untuk mengamati gerhana matahari.

Baca Juga: Waduh, Pecah Rekor Lagi, Tambah 1.331 Kasus Baru Covid-19

"Yang paling aman adalah melihatnya dari layar HP (handphone) atau komputer dengan cara mencari pengamat yang melakukan video streaming, melalui YouTube misalnya," tutur Rhorom.

Agar aman saat mengamati gerhana matahari, maka dapat menggunakan peralatan seperti kamera pinhole atau kamera lubang jarum, kacamata matahari, binokular atau teleskop dan kamera DSLR.***

Editor: Sugih Hartanto

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler