PORTAL LEBAK - Beberapa waktu lalu, politik di Amerika Serikat (AS) menjadi sorotan dunia, setelah pendudukan gedung parlemen, Capitol Hill, oleh massa pendukung Presiden Donald Trump.
Massa datang saat berlangsungnya Kongres ke-117 AS, dan mengganggu jalannya sidang penetapan Presiden Terpilih Joe Biden. Tak hanya menghentikan kongres, kekerasan dan pengrusakan pun sempat terjadi antara massa dengan aparat kepolisian.
Masih tegangnya politik di Amerika Serikat, membuat pendiri Telegram, Pavel Durov buka suara atas tindakan perusahaannya yang telah menghapus ratusan akun pengguna Telegram yang terindentifikasi pernah melakukan provokasi untuk melakukan kekerasan.
Baca Juga: Ingin Cantik Dimasa Pandemi Covid-19, Ini Saran Dokter RSUD Dr. Adjidarmo Lebak
Baca Juga: Dokter Reisa: Program vaksinasi Covid-19 Dilakukan 4 Tahap, Ini Jadwalnya
Dalam postingan 19 Januari 2021 di saluran Telegram milik Pavel Durov, Durov's Channel, dia menekankan komitmen platform obrolan miliknya tersebut adalah melarang tindakan provokasi yang mengarah pada kekerasan.
Hal ini sudah diatur dalam aturan pengguna layanan yang sudah sepakati pengguna Telegram.
Telegram sebenarnya mendukung postingan 19 Januari 2021 di saluran Telegram milik Pavel Durov, gerakan sipil yang membela Hak Asasi Manusia (HAM), tetapi tanpa membuat kerugian dari pihak manapun, apa lagi menghasut orang untuk melakukan kekerasan.
Baca Juga: Gunung Merapi Terus Erupsi, Muntahkan Guguran Lava Pijar