Baca Juga: Berpayung di Tengah Guyuran Hujan, Presiden Tinjau Langsung Penanganan Bencana Banjir Kalsel
Telegram melacak kiriman pesan provokasi tak terenkripsi end-to-end yang melindungi percakapan dari pihak ketiga termasuk Telegram sendiri.
Dan kebijakan atau aturan yang diterapkan kepada penggunanya adalah melarang kekerasan dalam bentuk apapun.
"Oleh karena itu tim moderasi Telegram mulai bertindak tegas kepada siaran-siaran yang dilaporkan pengguna lainnya, karena telah menganjurkan kekerasan pada awal bulan Januari 2021 lalu," jelas Durov.
Baca Juga: Hari Ini Resmi Diberlakukan Tarif Baru Beberapa Ruas Jalan Tol, Ini Rinciannya
Baca Juga: Presiden Jokowi: Vaksinasi Adalah Game Changer yang Akan Kendalikan Pandemi
Hingga kemarin, Durov menyatakan Telegram telah menemukan ratusan pesan provokatif untuk melakukan kekerasan, dan menutup puluhan ribu akun Telegram.
Sampai saat ini pihak Telegram tetap memproses laporan-laporan terkait seruan publik yang menghasut orang lain untuk melakukan kekerasan kepada orang lain.
Durov juga berterima kasih kepada pengguna yang secara aktif membuat laporan terkait, dan meminta untuk terus melaporkan akun-akun provokatif yang ditemukan.***