Pengamat: Facebook Ubah Nama Jadi Meta, Ingin Singkirkan Reputasi Buruk

- 30 Oktober 2021, 06:00 WIB
Seorang wanita memegang smartphone dengan logo Meta di depan logo Facebook yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil, 28 Oktober 2021.
Seorang wanita memegang smartphone dengan logo Meta di depan logo Facebook yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil, 28 Oktober 2021. /Foto: REUTERS/DADO RUVIC/

PORTAL LEBAK - Facebook menyatakan pekan ini, bahwa divisi perangkat kerasnya, Facebook Reality Labs, yang bertanggung jawab atas upaya AR dan VR.

Sehingga otoritas Facebook akan menjadikannya unit pelaporan terpisah dan bahwa investasinya di dalamnya, akan mengurangi total laba operasinal tahun ini sekitar $10 miliar atau Rp142,2 triliun.

Tahun ini, perusahaan Facebook menciptakan tim produk di unit ini yang berfokus pada metaverse.

Baca Juga: Viral, Facebook mengubah nama menjadi Meta, Manajemen fokus kembali pada realitas virtual

Baru-baru ini perusahaan mengumumkan rencana mempekerjakan 10.000 karyawan di Eropa, lima tahun ke depan untuk mengerjakan upaya itu.

Dalam sebuah wawancara dengan publikasi teknologi Informasi, Mark Zuckerberg menjelaskan dia belum mempertimbangkan untuk mengundurkan diri sebagai CEO.

Dikutip PortalLebak.com dari Reuters, Mark Zuckerberg belum berpikir "sangat serius" untuk melepaskan unit AR dan VR ini.

Baca Juga: Facebook, Instagram, WhatsApp terhubung kembali setelah hampir enam jam Berhenti Beroperasi

Divisi itu selanjutnya akan disebut Reality Labs, ungkap ketuanya Andrew "Boz" Bosworth, Kamis, 28 Oktober 2021, dilansir PortalLebak dari Reuters.

Perusahaan juga akan berhenti menggunakan merek Oculus untuk headset VR-nya, alih-alih menyebutnya produk "Meta".

Perubahan nama, rencana yang pertama kali dilaporkan oleh Verge, adalah rebranding yang signifikan untuk Facebook, tetapi bukan yang pertama.

Baca Juga: Nekat Bobol ATM Rp79 Juta di Minimarket Uangnya Buat Bayar Pinjol dan Judi Online, Pria Ini Dibekuk Polisi

Pada tahun 2019 meluncurkan logo baru untuk membuat perbedaan antara perusahaan dan aplikasi sosialnya.

Reputasi perusahaan telah mendapat banyak pukulan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk penanganan data pengguna dan pemolisian penyalahgunaan.

Seperti informasi yang salah tentang kesehatan, retorika kekerasan, dan ujaran kebencian.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Sabtu 30 Oktober 2021 MNC TV, RCTI, SCTV, NET TV, TRANS7, GTV, ANTV, TRANSTV dan Indosiar

Komisi Perdagangan Federal AS juga telah mengajukan gugatan antimonopoli yang menuduh praktik antipersaingan.

"Meski akan membantu mengurangi kebingungan yang membedakan perusahaan induk Facebook dari aplikasi pendirinya, perubahan nama tidak serta merta menghapus masalah sistemik yang mengganggu perusahaan," ujar Mike Proulx, direktur riset di firma riset pasar Forrester.

Rencana untuk menghapus nama Facebook bahkan dari produk-produk seperti perangkat panggilan video Portal, menunjukkan bahwa perusahaan ingin mencegah pengawasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca Juga: Samsung Cetak Rekor Pendapatan Pada Q3 Sebesar Rp900 Triliun di Tengah Kurangnya Pasokan Chip Global

Hal itu dinilai merusak aplikasi lainnya, ujar Prashant Malaviya, seorang profesor pemasaran di Georgetown University McDonough School of Business.

"Tanpa ragu, (nama Facebook-Red) pasti memiliki nilai yang telah rusak dan beracun," pungkas Prashant Malaviya.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x