Network
PORTAL LEBAK - Misi pengorbitan dua buah satelit peringatan rudal yang disebut misi USSF-12, resmi ditunda pada 9 Maret, karena permintaan Angkatan Antariksa Amerika Serikat (USSF) yang alasannya juga tidak diungkapkan secara detil.
Namun baru-baru ini program peluncuran USSF-12 yang membawa satelit spesifikasi militer itu kini sudah mendapatkan jadwal lagi setelah juru bicara Badan Komando Sistem Luar Angkasa AS (US Space Systems Command).
Terpantau dari laman pencatatan jadwal peluncuran-peluncuran roket di seluruh dunia, yaitu, Space Launch Schedule, hari ini, 16 Maret 2022, program USSF-12 bernilai 145 juta dolar AS (Rp2 triliun) telah mendapatkan jadwal peluncuran ke orbit pada Juni tahun ini.
Baca Juga: Pria Ukraina Didakwa Melakukan Ransomware Paling Parah ke Amerika Serikat Diekstradisi ke AS
Sebelumnya rencana awal misi USSF-12 ditargetkan meluncur pada bulan April mendatang dari Florida, Amerika Serikat, menumpang roket Atlat V milik United Launch Alliance (ULA).
Roket Atlas 5 akan mengantar sebuah satelit berukuran sedang berupa testbed Wide Field of View (WFOV) ke orbit geosinkron. Wahana luar angkasa ini telah dibeli
Fitur utama satelit WFOV adalah dilengkapinya dengan sensor peringatan misil atau rudal yang dikembangkan oleh L3Harris Technologies dan telah dibeli oleh US Space Systems Command.
Selain memberikan peringatan dini ancaman rudal, satelit ini merupakan aset yang memungkinkan pelacakan rudal dan misi pertahanan rudal.
