"Sediaan yang mudah dipakai dan nyaman dan bisa memberikan efek terapi jangka cukup panjang adalah solusi yang sangat dibutuhkan saat ini,” tambahnya.
Kelebihan Sistem Microneedle
Selanjutnya Amalia dan tim, meneliti sistem microneedle. Dia menemukan bahwa sistem ini mampu membuat obat menembus lapisan stratum corneum kulit.
"Obat selanjutnya melebur, sehingga zat aktif yang di dalamnya bisa keluar dari sistem dan masuk ke peredaran darah. Selain itu, senyawa yang sifatnya non polar dibuat menjadi sistem nanoemulsi yang mampu meningkatkan permeabilitas senyawa 11 beta dan 13 dihydrovernolide,” papar Amalia.
Baca Juga: Ketua DPR Puan Maharani Terima Brevet Kehormatan TNI AL, Naik Kapal Selam KRI Alugoro 405
Sistem microneedle, dinilai Amalia, dikutip PortalLebak.com dari keterangan tertulis Humas UNS, diharapkan bisa mengatasi persoalan ketidakpatuhan pasien dalam mengonsumsi obat diabetes melitus, dalam terapi jangka panjang.
Berdasarkan penelitian yang dihasilkan dan diterapkan Tim PKM RE UNS, adanya nanopartikel patch transdermal nanoemulsi, menyebabkan kadar glukosa ada penurunan lebih baik.
Angka penurunan kadar glukosa, sekitar 60 persen dari kadar awal. Ini bisa dibandingkan dengan kelompok patch transdermal non nanoemulsi, yang hanya turun sekitar 20 persen.
Baca Juga: Wisata Kuliner: Kue Kacang Kenari UMKM Timurasa, Dicipta dari Rempah Timur Indonesia untuk Mendunia
Amalia dan rekannya tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM RE) di bawah bimbingan Apt. Syaiful Choiri, S.Farm., M.Pharm.Sci, FMIPA UNS Surakarta.***